About

Friday, March 11, 2022

Lapis Niger dari Romawi, Tempat Suci Misterius yang Dilupakan


Lapis Niger adalah suaka atau tempat suci kuno dan sisa-sisa Comitium di Roma. Beberapa orang Roma meyakini tempat ini sebagai makam suci yang dihormati dari pendiri kota yang legendaris, Romulus.

Keberadaan Lapis Niger, yang berarti "Batu Hitam" dalam bahasa Latin, pertama kali terungkap dalam serangkaian penggalian oleh Giacomo Boni pada tahun 1899-1900. Lokasi penggalian ini terletak di antara Curia Julia dan Arch of Septimius Severus di Forum Roma.

Upaya penggalian Boni berhasil mengungkapkan trotoar hitam seluas empat belas meter persegi, yang di bawahnya ada ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah itu berasal dari antara abad ke-6 Sebelum Masehi hingga abad ke-2 Sebelum Masehi.

Trotoar ini mengandung endapan nazar yang substansial dalam kerikil. Mulai dari hadiah persembahan, berhala kecil, potongan relief terakota, pecahan vas dan tulang belulang hewan kurban, hingga koleksi batu hasil kerajinan tangan.

Dahulu, tempat suci ini memiliki sebuah altar berbentuk tapal kuda terbuka dari tahun 350-300 Sebelum Masehi. Selain itu, tempat suci ini juga memiliki sebuah kolom yang mungkin didedikasikan untuk pemujaan kultus dan sebuah prasasti bertuliskan dengan teks boustrophedonik yang tetap menjadi contoh paling awal dari sebuah prasasti Latin Kuno yang berasal dari 570–550 Sebelum Masehi.

Arti dari prasasti itu sulit untuk dipahami. Namun beberapa ahli telah menyarankan bahwa prasasti itu mengacu pada bagian kuno dari hukum ritual.

Yang pasti, teks dalam prasasti tersebut menyebutkan "rex", yang bisa merujuk pada raja-raja Romawi selama periode kerajaan Romawi, atau "rex sacrorum" selama masa Republik.

Selama Kekaisaran Romawi, tempat kudus itu dipandang sebagai tempat yang sangat penting. Namun tempat itu kemudian dikaburkan dalam mitologi kuno dan beberapa cerita yang saling bertentangan mengenai asal-usulnya.

Para penulis dari periode Kekaisaran awal seperti Dionysius dari Halicarnassus, Plutarch, Varro, dan Pompeius Festus, menulis tentang tempat kudus itu dengan cara yang tidak pasti dan ambigu.

0 comments:

Post a Comment