About

Saturday, March 19, 2022

Kontroversi Anak Lapedo: Hasil Kawin Silang Manusia dan Neanderthal?


 Penemuan tulang-tulang milik seorang anak berusia empat tahun di Lembah Lapedo, Portugal, merupakan kerangka Palaeolitik lengkap pertama yang pernah ditemukan di Iberia. Pentingnya penemuan ini jauh lebih besar dari fakta bahwa anak hidup hidup di zaman Paleolitikum Sebab, analisis terhadap tulang-tulang tersebut mengungkapkan bahwa anak itu memiliki dagu dan lengan bawah manusia, tetapi rahang dan tubuh Neanderthal.

Sifat-sifat unik pada kerangka anak yang kini disebut anak Lapedo itu menunjukkan bahwa ia adalah hibrida, hasil kawin silang antara dua spesies. Temuan ini meragukan teori yang telah diterima sebelumnya bahwa Neanderthal telah menghilang dari bumi sekitar 30.000 tahun lalu dan digantikan oleh Cro-Magnon, manusia modern awal pertama.


Temuan kerangka anak Lapedo ini justru menunjukkan bahwa Neanderthal kawin dengan manusia modern dan menjadi bagian dari keluarga kita. Ini adalah sebuah fakta yang akan memiliki implikasi dramatis bagi para ahli teori evolusi di seluruh dunia.


Penemuan kerangka anak Lapedo itu terjadi pada November 1998 ketika arkeolog João Maurício dan Pedro Souto pergi ke Lembah Lapedo untuk menyelidiki laporan bahwa lukisan batu prasejarah telah ditemukan di sana. Dan ternyata itu ternyata benar.


Dalam penyelidikan lebih lanjut, mereka menemukan tempat perlindungan batu kapur yang kini disebut situs Lagar Velho. Bagian atas dua atau tiga meter dari isinya telah dibuldoser pada tahun 1992 oleh pemilik tanah, yang meninggalkan sisa-sisa sedimen yang menggantung di celah di sepanjang dinding belakang.


Sisa-sisa sedimen tersebut berisi alat-alat batu Paleolitik, tulang-tulang binatang, arang, dan kepadatan benda sejenisnya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Lagar Velho pernah menjadi situs pendudukan atau tempat tinggal yang penting.


Penggalian selanjutnya mengkonfirmasi hal ini. Selain itu, berdasarkan penanggalan radiokarbon, situs itu diketahui berusia antara 23.170 sampai 20.220 tahun.

Sambil mengumpulkan material permukaan yang jatuh dari sisa-sisa sedimen di situs tersebut, João dan Pedro memeriksa ceruk di dinding belakangnya. Dalam sedimen-sedimen yang lepas itu mereka menemukan beberapa tulang kecil yang diwarnai dengan oker merah yang mereka pikir mungkin miliki manusia.


Akhirnya diketahui, sedimen ini ternyata bekas kuburan anak-anak, sebagaimana dilansir Ancient Origins. Ini adalah satu-satunya pemakaman Paleolitik yang pernah ditemukan di Semenanjung Iberia.


Anak ini telah dikubur dengan hati-hati dalam posisi memanjang di lubang yang dangkal sehingga kepala dan kaki lebih tinggi dari pinggul. Mayatnya telah dibaringkan di dahan pohon pinus Skotlandia yang terbakar. Oker yang sangat tebal ditemukan di sekitar kepala dan permukaan atas dan bawah tulang anak itu.

Bangkai kelinci lengkap ditemukan di antara kaki anak itu. Selain itu, ada juga enam ornamen yang ditemukan, yakni empat gigi rusa yang tampaknya menjadi bagian dari hiasan kepala, dan dua cangkang periwinkle dari Atlantik yang dianggap sebagai bagian dari liontin.

Sebuah proyek penggalian diluncurkan untuk mengambil semua sisa-sisa tubuh anak itu. Setelah proses pengangkatan dan pemulihan terhadap tulang-tulang anak itu selesai, sisa-sisa kerangkanya kemudian dikirim ke antropolog Erik Trinkaus dari Washington University untuk dianalisis.

inilah saat penemuan paling mengejutkan terjadi. Trinkaus menemukan bahwa proporsi tungkai bawah anak itu bukanlah manusia modern, tetapi lebih mirip dengan Neanderthal. Di sisi lain, bentuk tengkorak secara keseluruhan modern, seperti bentuk telinga bagian dalam, dan karakteristik gigi. Meskipun tengkoraknya paling mirip dengan tengkorak manusia modern, satu anomali terdeteksi, yakni lubang di daerah oksipital anak itu memiliki ciri diagnostik dan genetik Neanderthal.

Trinkaus menyimpulkan bahwa anak Lapedo adalah mosaik morfologis, hibrida dari Neanderthal dan manusia modern secara anatomis. Namun kedua bentuk manusia itu diperkirakan tidak hidup berdampingan lebih dari 28.000 tahun yang lalu di Iberia. Bagaimana mungkin anak itu memiliki ciri-ciri dari kedua bentuk itu?

Pertanyaan tersebut menimbulkan perdebatan sengit di antara para ahli. Beberapa di antara mereka menerima bahwa penemuan anak Lapedo membuktikan bahwa Neanderthal kawin silang dengan manusia modern, sementara yang lain menolak untuk berpisah dengan pandangan lama bahwa Neanderthal telah mati dan digantikan oleh spesies lain, tidak hidup berdampingan dengan manusia modern.

Saat ini teori yang paling populer adalah bahwa sisa-sisa kerangka itu adalah anak modern dengan sifat-sifat Neanderthal yang diwariskan secara genetik. Hal ini berarti bahwa Neanderthal terakhir dari Iberia, dan mungkin juga bagian Eropa lainnya, berkontribusi pada kumpulan gen populasi


0 comments:

Post a Comment