Di sepanjang pantai berbatu di Pulau Vancouver, Kanada, para ilmuwan telah mengidentifikasi fosil tanaman mahoni tertua di dunia. Ini merupakan sebuah penemuan yang mendorong kembali catatan fosil untuk keluarga mahoni ke masa ketika dinosaurus masih berkeliaran di Bumi.
Mahoni dikenal dengan kayunya yang berwarna coklat kemerahan yang sering digunakan untuk membuat furnitur, meskipun sebenarnya menggambarkan keluarga tanaman berbunga beragam yang bernama Meliaceae.
Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan pada American Journal of Botany, para peneliti menganalisis spesimen mahoni yang terawat baik yang ditemukan di lepas Pulau Vancouver di Kanada.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa spesimen tersebut hidup di antara 72 hingga 79 juta tahun lalu selama zaman Kambrium, pada periode Kapur Akhir. Ini sekitar 15 hingga 20 juta tahun lebih jauh dari proyek sebelumnya
Sisa-sisa mahoni ini ditemukan beberapa tahun lalu oleh seorang pemburu fosil amatir di sekitar Pulau Vancouver. Akhirnya, itu jatuh ke tangan Brian Atkinson dan tim dari University of Kansas, yang dengan cepat menyadari spesimen tersebut sangatlah berharga.
Dilansir dari situs resmi University of Kansas, Brian Atkinson, ketua penelitian, mengatakan bahwa mereka menggabungkan data molekul dari perwakilan yang hidup dari keluarga mahoni dengan morfologi fosil, serta morfologi spesies hidup. Kemudian mereka menundukkan dataset gabungan itu untuk analisis filogenetik, yang memungkinkan untuk merekonstruksi hubungan evolusi.
"Berdasarkan analisis ini, kami menemukan fosil itu berkaitan erat dengan genus yang disebut Melia, yang hidup di jaman sekarang ini," tambah Brian.
Setelah mencatat bahwa itu adalah fosil mahoni tertua yang diketahui, para peneliti memutuskan untuk memberinya nama Manchestercarpa vancouverensis sebagai penghormatan kepada Steve Manchester, seorang tokoh terkemuka di dunia paleobotani.
Bukan hanya tentang usianya yang memecahkan rekor, studi ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana tanaman berbunga berevolusi dari mahoni, keluarga tanaman yang vital dan banyak digunakan.
Ahli paleobiologi sering menggunakan fosil mahoni sebagai bukti bahwa daerah tersebut dulunya adalah rumah bagi hutan tropis. Mempertimbangkan studi yang mendorong catatan fosil mahoni 15 hingga 20 juta tahun ini, dapat mengubah apa yang kita ketahui tentang kehidupan di Zaman Kapur Akhir.
"Banyak peneliti telah menggunakan kelompok ini sebagai sistem studi untuk lebih memahami evolusi hutan hujan tropis," jelas Atkinson.
"Pekerjaan ini adalah bukti definitif pertama bahwa pohon-pohon penting tropis sudah ada selama Zaman Kapur Akhir, ketika kita pertama kali mulai melihat modernisasi ekosistem dan kelompok tanaman modern," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment