Henriette Campan, dayang ratu, membenarkan perubahan itu. “Pertama kali saya melihat Yang Mulia setelah bencana malang perjalanan Varennes … wajahnya tidak banyak berubah. Setelah kata-kata manis pertama yang dia ucapkan kepada saya, dia melepas topinya. Ratu menginginkan saya untuk mengamati efek kesedihan yang dihasilkan pada rambutnya.”
“Itu telah menjadi, dalam satu malam. Rambutnya seputih wanita berusia tujuh puluh tahun,” Campan menceritakan. Saat itu, Antoinette baru berusia 35 tahun.
Kasus Marie Antoinette membuat bingung para ilmuwan selama berabad-abad. Rambut seseorang biasanya memutih seiring dengan bertambahnya usia. Apakah mungkin bisa berubah menjadi putih dalam semalam?
Kasus sindrom Marie Antoinette dalam sejarah
Kasus rambut memutih dalam semalam tidak hanya terjadi pada ratu Prancis Marie Antoinette saja.
Berabad-abad sebelum Revolusi Prancis, rambut Thomas More juga memutih dalam semalam. Seorang humanis dan pengacara, More menolak untuk menerima Henry VIII mengakhiri pernikahan pertamanya dan meninggalkan Gereja Katolik. Ketika raja menuntut More untuk mengambil Sumpah Supremasi, More malah memilih penjara dan eksekusi.
Malam sebelum eksekusinya pada tahun 1535, rambut More tiba-tiba memutih.
Mary, Ratu Skotlandia, juga dilaporkan tiba di tempat eksekusinya pada tahun 1587 dengan warna rambut baru. Setelah putranya menyetujui eksekusinya, rambut Mary menjadi putih selama malam terakhir hidupnya.
"Bukan usia tua yang membuatnya putih," tulis saksi mata Pierre de Bourdeille, "tetapi masalah, kemalangan, dan kesedihan yang dia derita, terutama di penjaranya."
“Kasus sindrom Marie Antoinette tertua yang tercatat terjadi hampir 2.000 tahun yang lalu,” tambah Carlton. Seorang sarjana remaja yang bergabung dengan akademi Talmud Israel khawatir untuk menghadapi studi yang serius. Keesokan harinya, dia memiliki rambut putih. Sarjana Yahudi abad pertengahan Maimonides mengemukakan bahwa studi intensif menyebabkan perubahan.
Kasus-kasus yang lebih modern disaksikan oleh para dokter. Pada tahun 1915, seorang tentara Prancis hampir tewas dalam ledakan ranjau selama pertempuran Perang Dunia I. Dia dibawa ke rumah sakit Inggris di Arc-en-Barrois, di mana pada hari berikutnya dia terkejut melihat seberkas rambut putih di sisi kiri kepala.
Misteri sindrom Marie Antoinette
Sindrom Marie Antoinette tidak mungkin, menurut Desmond Tobin, seorang profesor ilmu dermatologis di University College Dublin. Tobin menjelaskan, “Tidak ada sel hidup di rambut. Stres psikososial tidak dapat memengaruhi serat rambut yang sudah terbentuk. Itu hanya dapat memengaruhi serat yang sedang terbentuk.”
Lalu apa yang menjelaskan perubahan warna rambut dalam semalam? Dalam kasus Marie Antoinette, satu teori mengeklaim dia mengecat rambutnya sebelum melarikan diri dari Paris.
Kondisi lain juga dapat menjelaskan sindrom Marie Antoinette. Mereka yang menderita alopecia areata dapat mengalami kerontokan rambut secara tiba-tiba. Dan rambut berpigmen lebih cenderung rontok.
Mungkin stres akibat eksekusinya menyebabkan Thomas More kehilangan rambut cokelat gelapnya, hanya menyisakan putihnya. Otomatis ini membuatnya tampak seperti rambutnya berubah warna dalam semalam.
Sebuah studi tahun 2020 di Nature menunjukkan penjelasan lain. Mengekspos stress pada tikus bisa menghancurkan sel-sel yang menghasilkan pigmen di rambut. Tikus yang stres tiba-tiba memiliki bercak bulu putih.
Penelitian dan laporan dokter menunjukkan bahwa pemutihan rambut adalah mungkin. Bisakah itu benar-benar terjadi dalam semalam? “Mungkin hanya dalam situasi ekstrem dan dalam kasus ini, kita bisa melihat contoh Marie Antoinette,” tutur Carlton.
0 comments:
Post a Comment