About

Wednesday, May 25, 2022

Penelitian Terbaru, Terdapat Air Melimpah di Kerak Planet Ceres


Para astronom dari Planetary Science Institute melaporkan adanya kandungan air es yang melimpah di kerak Planet Ceres. Para peneliti telah mendeteksi peningkatan konsentrasi hidrogen di dalam dan sekitar kawah Occator, yang merupakan titik paling terang dan menonjol di Ceres.

“Planet kerdil Ceres, benda terbesar di sabuk asteroid, kaya akan air,” kata Dr. Tom Prettyman, ilmuwan senior di Planetary Science Institute, dan rekan-rekannya, seperti dilansir sci-news.

Planet Ceres adalah planet katai atau kerdil yang merupakan satu-satunya planet katai di tata surya. Itu menjadikannya sebagai objek terbesar di sabuk asteroid, wilayah yang terletak kira-kira antara orbit planet Mars dan Jupiter. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Para peneliti menggunakan data resolusi spasial tinggi yang dikumpulkan oleh Gamma Ray and Neutron Detector (GRaND) di atas pesawat ruang angkasa Dawn milik Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA. Dawn yang diluncurkan pada 27 September 2007 memang bertujuan untuk menjalankan misi mempelajari protoplanet Vesta dan planet kerdil Ceres di wilayah sabuk asteroid.


Para peneliti menjelaskan, struktur interior rata-rata Ceres terdiri dari mantel berbatu dan kerak setebal 25 mil atau sekitar 40 km. Permukaannya didominasi oleh sisa-sisa beku dari lautan global kuno.

Berdasarkan reologi konstrain, untuk mengamati aliran materi terutama dalam kondisi cair, peneliti menemukan bahwa kerak planet Ceres sangat volatil. Artinya sangat mudah berubah-ubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Kerak Ceres mengandung air, filosilikat, garam, dan kemungkinan hidrat klatrat (gas hidrat). Kandungan air es di kerak Ceres, dapat secara bertahap menyublim sebagai respon terhadap perubahan permukaan oleh sinar matahari.

Menurut peneliti, karena sumbu rotasi Ceres hampir tegak lurus terhadap sinar matahari, es telah surut ke kedalaman yang lebih besar di ekuator daripada di wilayah kutubnya. "Kami berhipotesis bahwa dampak dapat membawa air es dari kerak luar ke permukaan, mengisi regolith dengan es," tambah mereka.

Regolith adalah bagian atas permukaan planet Ceres yang menyelimuti batuan di bawahnya. Dengan demikian, distribusi air es makin dekat ke permukaan di beberapa desimeter atas regolith seperti yang dideteksi oleh GRaND.

Hal itu, kata peneliti, dapat terjadi baik oleh tumbukan besar dan sublimasi yang didorong oleh insolasi jangka panjang. “Kami menguji hipotesis ini dengan data GRaND resolusi spasial tinggi yang diperoleh dalam fase misi terakhir Dawn,” kata Dr. Prettyman.



Spektrometer neutron GRaND mendeteksi peningkatan konsentrasi hidrogen di meter terluar permukaan Occator, kawah kompleks muda berdiameter 56 mil atau sekitar 90 km yang terletak di 19,82 °U di mana es di dekat permukaan diluar perkiraan. Para peneliti mendeteksi kelebihan hidrogen berupa air es.

Hasilnya, dikonfirmasi bahwa kerak luar Ceres kaya es dan es air dapat bertahan dalam tumbukan ejecta pada permukaan es yang tidak berudara. “Kami pikir es telah bertahan di bawah permukaan yang dangkal selama kira-kira 20 juta tahun setelah pembentukan Occator,” katanya.

Temuan tersebut memperkuat konsensus yang muncul bahwa Ceres adalah objek yang berbeda, di mana es terpisah dari batuannya untuk membentuk kulit terluar es dan lautan sub kerak di planet Ceres.

Benda langit yang lebih kecil dan kaya air, termasuk meteorit chondrite berkarbon, mungkin tidak akan mengalami diferensiasi. Jadi mungkin, menurut peneliti, temuan tersebut berimplikasi pada evoluasi objek badan es, kecil dan besar.

"Lebih luas lagi, sebagai dunia lautan, Ceres (mungkin) bisa dihuni dan oleh karena itu menjadi target yang menarik untuk misi masa depan,” pungkasnya.

0 comments:

Post a Comment