About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, October 31, 2022

Arkeolog Menemukan Istana Megah Cleopatra, Ratu Mesir Yang Hilang


Dahulu seorang perempuan diidentikan dengan mengurus rumah tangga dan memasak di dapur. Bahkan, perempuan hanya boleh mengurus anak tanpa bekerja. Anggapan bahwa perempuan tidak boleh bekerja, kini, banyak ditepis dengan adanya emansipasi wanita. Banyak tokoh perempuan Indonesia maupun dunia yang bekerja menjadi tulang punggung keluarga hingga terjun ke dunia politik.

Strong ladies merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan para perempuan yang kini mampu berkarya dan tegap berdiri sendiri. Dengan jaman yang semakin berkembang, banyak tokoh wanita yang menginspirasi, seperti Susi Pudjiastuti seorang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Sri Mulyani seorang Menteri Keuangan Republik Indonesia. Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia hingga Michelle Obama seorang istri yang selalu mendukung Barack Obama.

“Wanita ibarat lingkaran sempurna. Di dalam dirinya terdapat kekuatan untuk menciptakan, memelihara dan mengubah.” Inilah makna perempuan menurut Diane Mariechild, seorang penulis buku internasional.

Sosok perempuan paling terkenal saat itu adalah Cleopatra. Cleopatra menjadi simbol perempuan terkuat, cerdas serta ahli politik terkenal sampai Agustus, 30 SM. Dia selain fasih berbicara dalam bahasa Mesir juga mampu menggunakan bahasa Yunani serta tujuh bahasa asing lainnya. Sebagai perempuan tangguh, Cleopatra tidak pernah berhenti belajar. Perempuan nan cantik elok ini pun turut mempelajari astronomi, matematika, fisika dan filsafat.

Sayangnya, dibalik segala kecerdasannya, banyak yang berpendapat bahwa Cleopatra merupakan sosok yang licik karena menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan. Selain itu skandal percintaan Cleopatra pun menjadi hal yang patut untuk diperbincangkan.

Cleopatra bahkan pernah menikahi kedua kakak laki-lakinya, yaitu Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV. diusia yang sangat muda. Hal ini tidak bisa ditolak bahkan harus tetap dilakukan oleh keluarga Cleopatra untuk menjaga keturunan tetap memiliki darah bangsawan. Namun, pernikahannya dengan Ptolemy XIII berakhir karena perang saudara dan mengakibatkan kematian.

Tidak perlu waktu lama, Cleopatra pun kembali menikah dengan Ptolemy XIV. Semakin licik, Cleopatra akhirnya membunuh Ptolemy XIV beserta adik perempuan karena dianggap menjadi pesaing dalam mendapatkan tahta Mesir Kuno. Cleopatra pun dikenal dengan hubungan cintanya antara Julius Caesar dan Marc Anthony.

Dengan segala kelicikan dan rencana yang Cleopatra miliki, akhirnya dirinya berhasil menjadi ratu terakhir Mesir Kuno. Setelah memperoleh kekuasaan Mesir Kuno, Cleopatra memutuskan membangun berbagai bangunan besar dengan pilar-pilar indah nan megah.

Seperti dilansir pada laman historicaleve.com, terdapat sebuah penemuan sarat dengan sejarah. Tepatnya di Alexandria, ibu kota Mesir Kuno pada saat itu, ditemukan sebuah istana megah penuh dengan pilar dan patung milik Cleopatra yang telah dinyatakan hilang. Teori mengatakan bahwa hilangnya istana megah dengan kekayaan arsitektur menawan tersebut karena gempa bumi dan gelombang pasang.

Namun, teori tersebut dibantah oleh seorang arkeolog asal Prancis, Franck Goddio, yang berhasil menemukan dan menerjemahkan teks yang ditulis oleh sejarawan Yunani Kuno Strabo. Franck Goddio menyadari bahwa harta karun, istana Cleopatra, masih tersimpan di suatu tempat.

Keyakinan Franck Goddio yang menggebu dibuktikan dengan pemikiran para filsuf tentang Alexandria. Sebuah kota bernama Antirhodos, sebuah pulau di lepas pantai ibu kota, dianggap sebagai istana sebenarnya sang ratu Cleopatra. Berdasarkan penemuan ini, para peneliti memutuskan melakukan ekspedisi dan menemukan tempat yang hilang yaitu, Kota Atlantis Mesir Kuno.

Pada 1996, ekspedisi percarian Kota Atlantis Mesir Kuno dimulai. Ternyata ada hal berbeda dari naskah yang ditulis oleh Strabo yaitu istana Cleopatra tidak besar. Istana tersbeut sederhana, antara 90 meter kali 30 meter. Lantainya terbuat dari marmer abad ke ketiga SM serta ditemukan beberapa artefak kuno

"Keramik, koin perunggu hingga benda-benda kecil yang ditemukan, sekarang berada di laboratorium dan dirawat. Benda-benda luar biasa yang berhasil ditemukan,” kata Ashraf Abdel Raouf, salah satu peneliti yang terlibat dalam ekspedisi Kota Atlantik Mesir Kuno.

Harta karun yang mencapai 20.000 benda mengungkapkan lebih banyak informasi tentang ribuan tahun sejarah Mesir. Selain patung-patung kolosal lainnya, terdapat sebuah patung kolosal yang menarik. Patung yang terbuat dari batu granit  dan mewakili penguasa Ptolemeus, yaitu ayah Cleopatra, Ptolemy XII Auletes.

Penemuan lainnya adalah sphinx di bawah air yaitu satu, besar dan mewakili dewi keibuan dan kesuburan Mesir, Isis. Para peneliti menemukan patung kepala yang dipercaya para peneliti patung tersebut adalah Ptolemy XV Caesar, putra dari Cleopatra dan Julius Caesar.

“Banyak peninggalan menarik, huruf besar dan kecil, blok granit, dan lainnya," kata Rauf. "Kami akan menempatkan penemuan tersebut sebagai bagian dari dasar museum bawah laut sehingga orang lain dapat menyelam ke area ini dan melihat secara langsung”.






 

Sunday, October 30, 2022

Ragam Penggambaran Iblis oleh Pelukis dan Penyair dari Masa ke Masa


Satan, dilukiskan sebagai binatang buas yang meremukkan tulang orang berdosa di sarang bawah tanahnya. Lucifer, malaikat yang melawan tatanan yang sudah ada. Mephistopheles, penipu yang memengaruhi manusia. Ketiga iblis yang berbeda ini muncul dalam narasi perjalanan kosmologi manusia.

Akan tetapi, tidak seperti literasi iblis lainnya, "Satan"—atau setan dalam bahasa Indonesia—dalam Alkitab adalah karakter minor, dengan sedikit informasi tentang perbuatan atau penampilanya. Jadi, bagaimana mereka bisa menjadi karakter antagonis dengan begitu banyak bentuk yang berbeda?

Dalam Perjanjian Baru, setan dikisahkan lebih banyak dalam tindakan: menggoda Yesus, atau merasuki seseorang. Akhirnya, imaji orang tentang setan muncul sebagai naga raksasa yang dilempar ke neraka. Para pelukis dan penulis abad pertengahan kerap menggambarkan setan sebagai mahluk besar bersisik berbulu lebat dengan kuku jari kaki yang besar.

Penyair Italia, Dante Alighieri, melambangkan setan yang terbungkus dalam lingkaran neraka ke sembilan yang muncul dalam bukunya Inferno. Setan dalam deskripsi Dante adalah raksasa berkepala tiga, bersayap kelelawar yang berpesta dengan orang-orang berdosa.

Sementara itu, dalam lukisan St. Augustine and the Devil karya Michael Pacher, iblis muncul sebagai kadal yang tegak. Dengan miniatur wajah yang berkilauan di muka dan bokongnya.
Lalu, pada zaman Renaisans, iblis mulai mengambil bentuk yang lebih manusawi. Para seniman melukisnya sebagai pria dengan kuku terbelah dan tanduk yang melengkung. Terinspirasi oleh Pan, dewa alam liar Yunani. 

Karya berjudul Paradise Lost pada 1667, penyair Inggris John Milton menggambarkan iblis sebagai Lucifer. Dia melukiskannya sebagai malaikat yang memberontak dengan alasan bahwa Tuhan terlalu berkuasa, yang menendangnya dari surga. 

Lucifer versi Milton memberikan kesan yang ambigu. Alih-alih menggambarkan sosok yang murni, sang malaikat kegelapan ini justru menjadi karakter ikonik romantik pada 1800-an sebagai pahlawan yang menentang kekuatan lebih tinggi, untuk mengejar kebenaran esensial. 


Kemudian pada cerita Jerman, Dokter Faust pada abad ke-16 kita bisa melihat iblis bernama Mephistopheles. Faust adalah seorang sarjanya yang tidak puas, menjanjikan jiwanya kepada iblis dengan imbalan kesenangan. Ia bisa cepat mendapat wanita, kekuasaan, dan uang. 

Dalam versi Johann Wolfang van Goethe, Mephistopheles menipu Faust dengan kesepakatan yang mengerikan untuk keuntungan jangka pendek. Pada suatu pentas Goethe, Mephistopheles muncul dengan celana ketat berjubah merah. Iblis ini sering dimainkan dengan peran penipu yang menawan. Setelan merahnya yang terkenal itu menggoda banyak seniman untuk memperbaharui karakternya, bahkan juga tampil di karakter komik Marvel.

Saturday, October 29, 2022

Fakta yang Perlu Anda Tahu Seputar Jatuhnya Meteorit di Lampung Tengah


Dua meteorit ditemukan jatuh di pedalaman Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Peristiwa yang terjadi pada awal tahun 2021 ini cukup menarik perhatian publik. Sebab, ada dua rumah warga lokal yang tertimpa meteorit-meteorit ini sehingga atapnya bolong.

Ma’rufin Sudibyo, astronom amatir yang tekun mengamati benda-benda langit yang memasuki wilayah Indonesia, menjelaskan dalam kolomnya di KOMPAS.com bahwa jatuhnya meteorit ke Bumi sebenarnya bukanlah peristiwa yang istimewa, tapi hal yang biasa karena secara statistik frekuensinya cukup sering terjadi. Namun begitu, ada hal-hal menarik yang bisa jadi pelajaran dari ditemukannya batuan meteorit oleh warga setempat di Lampung Tengah. Berikut ini hal-hal menarik terkait kejadian tersebut yang mungkin ingin Anda ketahui dan bisa menambah wawasan kita bersama.

Kronologi                          

Kejadian ditemukannya meteorit di Lampung Tengah ini didahului oleh munculnya suara dentuman menggelegar yang menggetarkan gendang telinga sebagian penduduk daratan Lampung pada Kamis 28 Januari 2021 pukul 21:53 WIB. Saksi mata juga melaporkan adanya kilatan cahaya di langit.

Segera setelah cahaya menghilang, pada lintasan kilatan yang sama terlihat penampakan mirip gumpalan awan yang panjang dan lurus hingga beberapa belas menit kemudian. Awan ini mengandung ciri jejak asap (smoke trails) yang khas dalam kejadian tumbukan benda langit.

Jejak asap tersebut merupakan jejak kondensasi yang membentuk awan noktilusen di lapisan stratosfer hingga ke ketinggian maksimum 80 kilometer di atas permukaan Bumi. Ini memang merupakan sebagian ciri awal atas keberadaan meteorit yang jatuh ke Bumi.

Perlu dicatat, sebelum memasuki atmosfer Bumi dan masih melayang-layang di luar angkasa, batuan langit ini masih disebut sebagai meteorid. Adapun ketika batuan langit ini memasuki atmosfer Bumi dan terbakar akibat bergesekan dengan lapisan atmosfer sehingga kemudian memunculkan kilatan cahaya, ia masih disebut sebagai meteor. Nah, barulah ketika ia berhasil mencapai permukaan Bumi tanpa terbakar habis alias masih tersisa, batuan langit ini kemudian disebut sebagai meteorit.

Terekam Seismometer                                                        

Peristiwa jatuhnya meteor atau yang kerap disebut “bintang jatuh” di Lampung Tengah ini ternyata juga terekam oleh tiga sensor seismometer yang beroperasi di bawah payung sistem peringatan dini tsunami Indonesia dan dikelola oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Ketiga sensor tersebut adalah sensor UTSI, KASI dan PSSM yang terletak di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, di sisi barat Pulau Sumatera.

Tiga sensor tersebut merekam usikan seismik unik yang bukan berasal dari kejadian gempa bumi tektonik. Usikan tersebut berkaitan dengan Peristiwa Lampung Tengah, khususnya dari sisi runut waktu.

Usikan seismik unik tersebut pertama kali terdeteksi di sensor UTSI, 10 detik kemudian terdeteksi sensor KASI, dan 10 detik berikutnya terdeteksi di sensor PSSM. Runut waktu tersebut mengindikasikan, sumber usikan seismik itu berada di arah timur laut dari ketiga sensor, yang berimpit dengan arah ke Kabupaten Lampung Tengah.

Dua meteorit yang ditemukan di Lampung Tengah ini bertipe siderolit (besi-batuan). Meteorit pertama dengan massa sekitar 2,2 kilogram menembus tepi atap dan jatuh di sisi luar dinding sebuah rumah di Dusun 5 Desa Astomulyo. Sedangkan meteorit kedua yang lebih ringan dengan massa sekitar 0,3 kilogram ditemukan sehari berikutnya di Desa Mojopahit, sekitar 3 kilometer sebelah utara dari lokasi temuan meteorit pertama.

Meteorit kedua juga menembus atap sebuah rumah dan jatuh menimpa kasur yang tak dipakai. Kedua desa tersebut merupakan bagian dari Kec. Punggur, Kab. Lampung Tengah. Kedua meteorit memang bisa dikenali secara fisik sebagai meteorit. Pola hangusan yang ditemukan di permukaannya merupakan kerak fusi, kerak produk pelelehan yang singkat dan cepat selama menembus atmosfer.

Temuan meteorit, suara dentuman, kilatan cahaya, dan usikan seismik unik ini menjadi bukti kuat bahwa peristiwa di Lampung Tengah memang merupakan kejadian tumbukan benda langit, tepatnya antara meteorid dan Bumi. Yakni, masuknya meteoroid sedang ke atmosfer Bumi untuk kemudian berubah menjadi meteor terang (fireball) maupun meteor sangat terang (boloid).

Di lapisan atmosfer yang lebih padat, meteor mengalami fragmentasi berganda disusul kejadian mirip–ledakan di udara (airburst). Peristiwa ini kemudian berakhir dengan guyuran meteorit yang masih tersisa ke permukaan Bumi.

Peristiwa yang Sebenarnya Sering Terjadi

Setiap kilometer persegi daratan di Bumi rata–rata mendapatkan satu jatuhan meteor dalam tiap 50.000 tahun. Dengan luas daratan yang mencapai 1,9 juta kilometer persegi, maka wilayah Indonesia akan mendapatkan satu jatuhan meteorit dalam setiap 10 hari.

Jika luas daratan yang berpenghuni (dalam bentuk pedesaan hingga perkotaan) turut diperhitungkan, maka peluang menyaksikan satu peristiwa tumbukan benda langit yang menyisakan meteoritnya melambung menjadi sekitar satu kali dalam tiap 50 hingga 60 hari (rata–rata). Statistik tersebut menunjukkan, kejadian tumbukan benda langit adalah fenomena yang sesungguhnya sering terjadi. 

Friday, October 28, 2022

Spesies Ikan yang Jalan di Dasar Laut Ini Telah Punah, Bagaimana Nasib 'Sepupu'-nya?


 Pertama kali dalam sejarah modern spesies ikan laut telah dinyatakan punah. Penghuni dasar perairan dangkal dengan sirip runcung dan tonjolan seperti duri di dahi bernama Sympterichthys unipennis atau handfish halus belum terlihat lagi sejak 1802, ketika ahli biologi Prancis bernama François Péron menyendoknya di dekat pantai Tasmania untuk dibawa ke Museum Sejarah Alam Paris.

Tidak ada handfish mulus yang pernah terlihat lagi meskipun pencarian ekstensif selama bertahun-tahun dilakukan. Melihat hal itu, pada bulan Mei lalu, International Union for the Concervation of Nature (IUCN) mendaftarkannya secara resmi sebagai hewan punah.

Namun, tiga belas spesies handfish lainnya mungkin masih ada, meski tujuh di antaranya belum terlihat sejak tahun 2000. 

Hilangnya ikan handfish halus menyoroti betapa sensitifnya famili ikan itu terhadap gangguan lingkungan seperti perubahan iklim, perusakan habitat, dan polusi. 

Para ilmuwan mengatakan bahwa ini ialah peringatan untuk segala kemungkinan yang terjadi pada spesies handfish dan lainnya yang rentan terlokalisasi.

“Mereka adalah burung kenari di tambang batu bara,” kata Neville Barrett, ahli ikan di Institut Studi Kelautan dan Antartika Tasmania, dilansir dari laman National Geographic.


“Jika Anda belum pernah melihat ikan handfish sebelumnya, bayangkan mencelupkan katak ke dalam cat berwarna cerah, menceritakan kisah sedih, dan memaksanya memakai sarung tangan dua kali ukuran yang lebih besar,” deskripsi tentang ikan tersebut yang disampaikan oleh Handfish Conversation Project.

Kebanyakan handfish diyakini hanya hidup di laut sekitar Tasmania. Bahkan di dalam perairan tersebut, setiap spesies hanya ditemukan di sejumlah kecil lokasi.

Biasanya, handfish tidak menyebar ke jarak yang jauh. Tidak bergerak luas seperti banyak jenis ikan lainya.

“Mereka memiliki strategi bekerja yang sangat baik dalam lingkungan stabil,” kata Barrett.

Thursday, October 27, 2022

Ilmuwan: Satelit Jupiter Menjadi Lokasi Terbaik Mencari Kehidupan di Tata Surya


 Satelit Jupiter, Europa, yang penuh es, dianggap menjadi tempat paling menarik bagi para ilmuwan untuk menyelidiki kehidupan di Tata Surya. Di bawah kerak esnya, terdapat lautan cairan dan geiser yang muncul dari celah permukaan bekunya. Fakta ini pun menimbulkan pertanyaan di antara para peneliti: mungkinkah ada kehidupan di sana?

Sebuah penelitian terbaru menyatakan, lautan menjadi salah satu ciri utama bahwa tempat tersebut layak huni. Apakah ada kehidupan di sana atau tidak, masih belum pasti.

Dipresentasikan pada Virtual 2020 Goldschmidt Geochemistry Conferense, para ilmuwan mencoba melihat kemungkinan asal usul dan komposisi lautan Europa.

Berdasarkan data dari teleskop Hubble dan Galileo, tim peneliti yakin bahwa panas di bagian dalam Europa memecah sejumlah mineral sehingga memungkinkan terbentuknya air yang kaya akan berbagai zat seperti karbon dioksida, kalsium, dan sulfat. Menurut para peneliti, perairan ini berevolusi dan berubah menjadi lautan seperti yang ada di Bumi.

“Memang, kemungkinan lautan di Europa berisi belerang. Namun, hasil simulasi kami, ditambah dengan data dari teleskop luar angkasa Hubble, menunjukkan adanya klorida di permukaan Europa—kemungkinan airnya kaya akan klorida yang komposisinya kurang lebih seperti lautan di Bumi. Kami yakin lautan ini layak dihuni kehidupan,” ungkap Mohit Melwani Daswani, pemimpin penelitian dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

Studi ini melakukan pemodelan sesuai komposisi, sifat fisik, dan lapisan berbatu Europa. Mencoba menyimulasikan suhu, kedalaman air, serta molekul lainnya dari batuan.

“Europa merupakan salah satu peluang terbaik kami untuk menemukan kehidupan di Tata Surya. Misi NASA, Europa Clipper, akan diluncurkan dalam beberapa tahun mendatang dan penelitian kami bertujuan untuk mempersiapkan misi yang menyelidiki apakah satelit tersebut layak huni,” kata Daswani.

“Hasil pemodelan ini membuat kita berpikir bahwa lautan di satelit lainnya seperti Ganymede atau Titan milik Saturnus, mungkin juga terbentuk oleh proses serupa. Meski begitu, kami masih perlu memahami beberapa poin, seperti bagaimana cairan bermigrasi melalui interior Europa yang berbatu,” pungkasnya.

Wednesday, October 26, 2022

Selain COVID-19, Inilah 5 Wabah Paling Mematikan dalam Sejarah


Meski saat ini dunia tengah menghadapi pagebluk COVID-19, tapi peristiwa ini bukanlah hal yang baru dalam peradaban. Ada banyak peristiwa wabah yang terjadi di masa lalu yang mengancam banyak jiwa.

1. Wabah Black Death (1347-1353)

Wabah ini menyebabkan sekitar 50 juta hingga 200 juta populasi di dunia meninggal. Bisa dibilang, Black Death merupakan wabah paling mematikan di dunia.

Para ilmuwan menganggap, wabah ini seperti COVID-19 yang berasal dari Asia. Ia bermula dari Hubei pada 1334, kemudian menyebar hingga ke Eropa melalui jalur dagang yang dilalui orang-orang Mongolia ke Eropa.

Penyakit ini berasal dari bakteri Yersinia pestis  yang terkandung dalam tikus.

Salah satu kota yang paling terdampak dari wabah ini adalah Caffa di Laut Hitam ketika dikepung oleh bangsa Mongol. Para tentara Mongol menggunakan jasad prajuritnya yang mati terkena wabah untuk dilemparkan ke dalam kota.

2. Flu Spanyol (1918-1920)

Flu Spanyol adalah salah satu sejarah wabah yang buruk. Sepertiga populasi Bumi, terinfeksi virus H1N1 karena wabah ini, yang mengakibatkan sekitar 50 juta orang tewas.

Para peneliti masih belum dapat menentukan secara tepat mengenai penyebab virus yang bisa mengakibatkan kematian ini. Mirip dengan COVID-19, saat wabah ini berkembang, masyarakat diperintahkan untuk melakukan karantina, mencuci tangan, dan melakukan
social distancing
.

Penyakit ini diyakini pertama kali muncul pada 1916 di sebuah rumah sakit tentara Inggris di Étaples, Prancis, selama Perang Dunia I. Influenza yang parah ini dengan mudah menyebar ke parit persembunyian tentara Perang Dunia I yang dingin dan basah, hingga selanjutnya menjangkau seluruh dunia.

3. HIV/AIDS (2005-sekarang)

Tahun 2005 hingga 2012, menjadi puncak wabah HIV/AIDS. Wabah ini diduga berasal dari Kongo--ketika virus ditularkan dari simpanse ke manusia pada 1920. Kemudian pada 1981 ditemukan kasus HIV/AIDS di Amerika Serikat yang diidap oleh pria gay dan pengguna heroin.

Menurut UNAIDS, diperkirakan 36 juta orang telah meninggal karena tanda-tanda penyebab AIDS. Yang terparah terjadi di kawasan Sub-Sahara Afrika: terhitung ada 2,7 juta orang terinfeksi HIV, dan 2 juta orang meninggal akibat AIDS.

4. Wabah Justinian (540-542)

Sama dengan Black Death yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, wabah Justinian menyebar dan terus muncul dari waktu ke waktu di Asia, Eropa, dan Afrika selama bertahun-tahun setelah kemunculannya pada 541 M yang kemudian menewaskan jutaan orang.

Wabah ini diyakini dibawa oleh kapal-kapal dagang yang penuh dengan tikus ketika berlayar ke Mesir.

Procopius, seorang akademisi dari Yunani-Bizantium di masa tersebut menulis: “Itu dimulai dari orang-orang Mesir yang tinggal di Pelusium. Mereka terbagi-bagi. Sebagian pergi ke Alexandria dan seluruh Mesir, dan sementara yang lainnya ke Palestina, tetangga Mesir. Dari sana lah wabah kemudian mulai menyebar ke seluruh Bumi.”

Wabah ini dapat ditularkan dari tikus ke manusia melalui gigitan kutu hingga mengakibatkan ruam nanah tumbuh di tubuh, yang umumnya ada di ketiak dan selangkangan, dan menyebabkan demam.

5. Wabah Antonine (165-180)

Gejala dari wabah Antonine ini adalah diare, batuk, demam, tenggorokan kering, dan memiliki papula merah.

Wabah tersebut mengakibatkan para tentara yang melakukan march dari Roma ke Mesopotamia di akhir tahun 165, mengalami sakit. Mereka yang terjangkit memiliki kulit dengan papula merah dan hitam yang akhirnya menjadi keropeng. Wabah pun menyebar ke seluruh Kekaisaran Romawi.

Para peneliti memperkirakan penyakit ini seperti cacar karena mereka yang telah terjangkit dan kemudian sembuh memiliki kekebalan tubuh. 

Berdasarkan legenda, wabah ini disebabkan karena seorang prajurit Romawi tanpa sengaja membuka peti emas di kuil Apollo, dan membebaskan wabah terkutuk dari segelnya yang mengakibatkan para dewa marah. 

Tuesday, October 25, 2022

Kerangka Manusia Berusia 10 Ribu Tahun Ditemukan di Gua Bawah Laut


Penemuan kerangka manusia berusia 10 ribu tahun di gua bawah laut Meksiko, memberikan bukti baru bahwa manusia pertama kali sampai ke Amerika tidak sebagai populasi tunggal seperti yang dijelaskan dalam teori-teori sebelumnya. Sebaliknya, menurut para peneliti, mereka datang dari berbagai wilayah.  

Para peneliti mengatakan temuan ini memberikan informasi tentang beberapa kelompok pemukim awal yang datang "dari titik geografis yang berbeda".
Kerangka tersebut merupakan milik wanita Paleoindian berusia 30 tahun dan diberi nama Chan Hol 3. Ini karena ia ditemukan di sebuah gua bernama Chan Hol, di dekat kota Tulum, Semenanjung Yukatan, Meksiko.

Para ilmuwan mengatakan, bentuk dan struktur tengkoraknya berbeda dengan kerangka lain yang berasal dari periode sama. Menunjukkan "setidaknya dua populasi Paleoindian berbeda secara morfologi". 

Paleoindian merupakan orang-orang pertama yang sampai dan menempati Amerika. Mereka dipercaya telah melakukan perjalanan melintasi jembatan tanah kuno yang menghubungkan Asia dengan Amerika Utara (yang dikenal dengan nama Beringia pada Zaman Es) lebih dari 12 ribu tahun lalu, sebelum bermigrasi ke wilayah Patagonia di Amerika Selatan. 


Tim yang dipimpin oleh profesor Wolfgang Stinnesbeck, ilmuwan bumi dari Heidelberg University, melakukan penanggalan kerangka menggunakan endapan mineral yang disebut flowstone yang menutupi beberapa tulang jari. Menurut mereka, Chan Hol 3 berusia 9.900 tahun atau lebih tua. 

Analisis struktural menunjukkan bahwa Chan Hol 3 memiliki kepala bundar dengan tulang pipi yang lebar dan kening rata, mirip dengan tiga tengkorak lain dari gua Tulum. Meski begitu, menurut para peneliti, karakteristik tengkorak yang baru ditemukan ini berbeda dengan kerangka Paleoindian berkepala panjang yang ditemukan di wilayah tersebut.

Dr Silvia Gonzales, profesor geologi dan geoarkeologi dari Liverpool John Moores University, mengatakan: "Kerangka Tulum ini mengindikasikan bahwa ada satu kelompok atau lebih yang pertama kali mencapai benua Amerika dari titik geografis yang berbeda. Atau ada waktu yang cukup bagi sekelompok pemukim awal yang hidup sendirian di Semenanjung Yucatan, untuk mengembangkan morfologi tengkorak yang berbeda."

"Dengan kata lain, sejarah permukiman awal Amerika tampaknya lebih rumit dan mungkin bermula ribuan tahun lebih cepat dari yang diyakini selama ini," imbuhnya. 

Monday, October 24, 2022

Astronom Pastikan Objek Antarbintang Oumuamua Bukan Pesawat Alien

Pada Oktober 2017, para astronom menemukan benda aneh di Tata Surya kita. Lintasan dan kecepatannya menunjukkan bahwa ia berasal dari sistem bintang yang berbeda.

Oleh para peneliti dari University of Hawaii’s Institute for Astronomy, objek misterius tersebut diberi nama ‘Oumuamua’, yang berarti ‘pengintai’ dalam bahasa Hawaii.

Selama beberapa minggu, terlihat bahwa ada kekhasan lain dari Oumuamua. Ini membuat para ilmuwan berspekulasi bahwa ia menyimpan petunjuk tentang makhluk luar angkasa.

Namun, bagaimana pun juga, setelah mencari beberapa tanda yang menunjukkan bukti kehidupan ekstraterestrial, mereka kembali dengan tangan kosong.

Dalam studi yang dipublikasikan pada Nature Astronomy, tim peneliti dari The International Space Science Institute, menyatakan bahwa Oumuamua sebagai kapal alien merupakan “gagasan yang menyenangkan”. Namun, dari apa yang ditemukan hingga saat ini, semuanya dapat dijelaskan oleh fenomena alam.

Mereka mengatakan, hanya karena Oumuamua tidak bertindak seperti objek lain di Tata Surya, bukan berarti ada alien berkulit hijau di baliknya.

“Kami mengumpulkan tim ahli yang kuat di beberapa area berbeda dalam mempelajari Oumuamua. Penelitian silang ini menghasilkan analisis komprehensif pertama dan ringkasan besar terbaik tentang objek tersebut,” kata Matthew Knight, salah satu peneliti dari University of Maryland yang terlibat dalam studi.

Di antara banyak keanehan Oumuamua, bentuknya seperti cerutu memanjang yang berputar di sekitar poros terpanjangnya. Ia juga melintas lebih cepat di Tata Surya. Untuk ukuran komet, Oumuamua cukup mencolok.

“Kami tidak pernah melihat sesuatu yang seperti Oumuamua dalam tata surya. Ia masih menjadi misteri,” kata Knight.

Objek antarbintang ini terlalu samar untuk diteliti saat ini. Jadi, pemahaman kita tentang Oumuamua hanya akan meluas jika kita mempelajarinya lebih banyak.

“Dalam sepuluh tahun mendatang, kita mungkin akan melihat lebih banyak objek seperti Oumuamua. Large Sypnotic Survey Telescope (LSST) akan melampaui penelitian kami saat ini terkait dengan kemampuannya menemukan pengunjung antarbintang,” papar Knight.

“Kita akan melihat objek baru setiap tahun. Pada saat itulah kita akan mengetahui apakah Oumuamua benar-benar objek aneh atau biasa saja. Jika kita menemukan 10-20 objek yang serupa dengannya, tapi Oumuamua masih tampak tidak biasa, kita harus meneliti kembali studinya,” pungkasnya.

Sunday, October 23, 2022

Spionase, Peta Rahasia, dan Pencarian Kekuasaan di Eropa Abad Ke-16


Pengetahuan adalah kekuatan. Tidak ada pengetahuan yang lebih didambakan oleh bangsa-bangsa Eropa pada abad 16 selain informasi yang terekam di peta-peta bahari. Pesisir, pelabuhan, sungai, sumber daya: Detil-detil mengenai fitur-fitur yang dapat memberikan keuntungan untuk merebut wilayah baru.

“Cantino Planisphere,” yang diselesaikan pada 1502 adalah grafik kedua yang diketahui mengenai Dunia Baru. Grafik itu meliputi informasi mengenai jalur perdagangan portugis dan penemuan yang sedang berlangsung di pesisir Brazil. Pada saat pengetahuan mengenai teritori baru memberikan bangsa-bangsa keunggulan dalam strategi dan perdagangan, peta-peta semacam ini dilindungi sebagai bagian dari rahasia negara. Mata-mata akan melakukan apa saja untuk mendapatkan peta-peta tersebut.

Terdiri atas enam bagian perkamen yang terlampir di kanvas besar sekitar dua meter persegi, “Cantino Planisphere” dibuat di Lisbon. Istilah “planisphere” sendiri berarti bidang datar yang biasanya digunakan untuk menjelaskan grafik bintang-bintang.

Peta itu dinamakan atas pencapaian Alberto Cantino, yang bekerja di Portugal sebagai agen terselubung pada Ercole I d’Este, seorang Adipati dari Ferrara, negara-kota yang kuat di sebelah utara Italia.

Catatan-catatan sejarah memiliki pandangan berbeda dalam bagaimana Cantino mendapatkan peta tersebut. Menurut salah satu catatan, Ia menyewa seorang pembuat peta yang memiliki koneksi untuk menyelinap ke dalam gudang peta bahari Portugis untuk mengompilasikan informasi yang dapat diperoleh dalam pembuatan peta ini.

Sejarawan lain berpendapat, peta ini sudah ada sebelumnya, dan Cantino menggunakan kekayaan Ferrara untuk membelinya. Bagaimanapun cara Cantino mendapatkan petanya, semua catatan menunjukkan bahwa Cantino membayar mahal untuk itu. 12 emas ducats, jumlah yang besar pada saat itu.

Menyatukan semua

Para pembuat peta zaman ini dihadapkan dengan tugas kolosan: untuk menyatukan sumber ekstensif lisan dan tulisan ke dalam sebuah gambar. Dibuat satu atau dua tahun sebelum peta Cantino, penggambaran awal Dunia Baru dibuat oleh Juan de la Cosa, seorang kolega Christoper Colombus. Kedua peta mengungkap tantangan besar dari Dunia Baru kepada para pembuat peta, yang masih mengandalkan tradisi lama kartografis.


Navigasi trans-atlantik, tentunya, menyisakan garis pesisir belakangan, dan peta Cantino memberikan kesaksian penting terhadap kartografi: sebuah transisi menuju astronavigasi. Peta yang pertama meliputi garis ekuator, tropis, lingkaran artik, “Cantino Planisphere” juga merupakan peta pertama yang menunjukkan “garis Tordesillas”, melintang dari utara ke selatan, yang menentukan perbatasan antara teritori Spanyol dengan Portugis. Portugal mengklaim daratan di sebelah timur garis dan Spanyol di sebelah barat.

Kekayaan informasi

“Cantino Planisphere” merefleksikan usaha-usaha dalam membuat peta dengan kepentingan politik, budaya, dan informasi ekonomi. Ilustrasi mengenai alam liar setempat juga muncul di peta tersebut: Beo Kelabu Senegal di Afrika barat sampai Makau penuh warna di Amerika Selatan. Landmark kolonial juga tertera di Afrika Barat, seperti kastil Sao Jorge da Mina, yang dibangun pada era 1480-an oleh John II dari Portugal, yang kemudian berkembang penjadi portal perdagangan yang penting di Afrika.

Perjalanan para penjelajah Eropa pada abad 15 hingga 16 tergambar di peta Cantino, termasuk percobaan pertama Vasco da Gama dalam pencarian rute perairan menuju India (1479-1499) dan “penemuan” pesisir Brazil oleh Pedro Alvares Cabral (walaupun beberapa sejarawan berpendapat bahwa Spaniard Vicente Yanez Pinzon tiba di sana lebih dahulu). Informasi yang dikumpulkan oleh perjalanan Colombus ke India Barat juga terlihat di peta ini, termasuk pesisir pantai yang diketahui sebagai Venezuela saat ini.

itu adalah peta yang menamakan Antilles, kepulauan yang meliputi Kuba, Puerto Rico, Jamaika, Haiti, dana Republik Dominika. Semenanjung utara Kuba diperkirakan oleh beberapa sejarawan sebagai Florida meskipun Juan Ponce de Leon diakui sebagai penemunya, 11 tahun setelah peta planisphere dibuat.

Sesuai untuk menjadi dokumen kronik dari pelayaran, peta planisphere akan menjadi serial perjalanan berbahaya setelah Cantino mendapatkannya. Pada 1592, peta itu dibawa dari Ferrara ke kota Modena, Italia. Sampai saat ini, meskipun kontennya telah kadaluarsa, peta tersebut masih dianggap sangat berharga.

Pada pertengahan abad 19, peta planisphere dicuri, dan ditemukan beberapa tahun kemudian menggantung di dinding sebuah toko daging di kota tadi. Saat ini peta itu dikonservasikan dalam koleksi Galleria Estense di Modena, sebagai sebuah peringatan upaya-upaya pertama bangsa Eropa untuk merekam dunia yang ingin mereka ketahui.

Saturday, October 22, 2022

Stalagmit di Gua Iran Ungkap Kejatuhan Kekaisaran Mesopotamia Pertama


Sekitar 4.200 tahun lalu, kekaisaran pertama Mesopotamia, Akkadian, runtuh. Mengakibatkan transformasi besar-besaran di Mesir dan Lembah Indus, dua peradaban yang cukup baik di masa itu.

Peradaban bangkit dan runtuh karena berbagai alasan. Namun, penyebab jatuhnya Kekaisaran Akkadian masih kontroversial. Dilihat dari waktunya, beberapa sejarawan memperkirakan penyebabnya adalah perubahan iklim.

Di tengah-tengah era Holosen, sebenarnya suhu termasuk stabil dan tidak ada peningkatan aktivitas gunung berapi atau perubahan pada sinar matahari.

Namun, ketika sekelompok peneliti yang dipimpin Dr Stacy Caroline dari University Oxford, mempelajari stalagmit di gua Gol-e-Zard, Iran, yang terbentuk 5.200 hingga 3.700 tahun lalu, mereka melihat sesuatu.

Menurut laporan yang dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, terdapat lonjakan jumlah magnesium atau kalsium pada 4.510 hingga 4.260 tahun lalu. Ini menunjukkan pertumbuhan yang lambat dan perubahan pada isotop oksigen bebatuan di sana. Perubahan tersebut berlangsung 110 hingga 290 tahun, sebelum stalagmit kembali ke level sebelumnya.

Industri pertambangan kuno biasanya meninggalkan jejaknya di planet ini, tetapi peneliti belum mengetahui mekanisme apa yang digunakan bangsa Akkadia sehingga bisa memberikan peninggalan pada gua seperti yang terlihat saat ini.

Perubahan komposisi stalagmit tampaknya merupakan hasil dari peningkatan debu yang jatuh di pegunungan–konsekuensi dari kondisi yang lebih kering ke arah barat.

Di masa kini, tahun-tahun terkering di gurun Suriah dan Irak juga dikaitkan dengan peningkatan endapan debu di Tehran, 50 kilometer dari gua Gol-e-Zard.

Pertumbuhan stalagmit yang lambat juga menjadi tanda wilayah lokal yang lebih kering.

Menurut para peneliti, kekeringan datang secara tiba-tiba. Alasan inilah yang kemudian mendorong penduduk Mesopotamia untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke wilayah yang lebih baik.

Friday, October 21, 2022

Benarkah Orang Romawi Mencuri Dewa-dewa dari Bangsa Yunani Kuno?


Bangsa Romawi sering dituduh mencuri dewa-dewa mereka dari bangsa Yunani. Meski dewa-dewa tertentu seperti Jupiter, Juno, Mars dan Venus mirip dengan gaya Yunani, mereka sama sekali berbeda dengan dewa-dewi Yunani.

Dewa-dewa Romawi — yang tidak jelas maupun yang terkenal — sebenarnya adalah dewa-dewa suku Italik kuno. Atribut dan sifat dewa-dewi Romawi yang unik mencerminkan cara Romawi kuno dalam menafsirkan dunia yang tak terlihat.

Kepercayaan dan praktik spiritual Romawi.

Bangsa Romawi tidak menyebut kepercayaan dan praktik spiritual mereka sebagai agama. Religion atau agama berasal dari bahasa Latin “religo”. Secara harfiah, religo diartikan sebagai untuk mengikat atau mengikat.

Bukti tentang kepercayaan dan praktik spiritual ini sangat jarang dan hanya berupa catatan penulis sejarah yang hidup ratusan tahun kemudian.

Namun dari catatan itu disimpulkan jika orang Romawi tidak menganggap diri mereka terikat untuk melayani atau menyembah satu dewa. Hubungan antara orang Romawi dan dewanya dapat dipandang sebagai quid pro quo atau beri dan ambil.

Animisme dalam kebudayaan Romawi kuno

Orang Romawi menganut paham animisme atau manifestasi kekuatan ilahi melalui alam. Setiap tempat memiliki dewa pelindungnya. Misalnya dewa pelindung sungai dan hutan. Namun, banyak dari roh tanah dan air ini hilang. “Pasalnya, orang Romawi terbiasa untuk menyebut dewa-dewi itu. Namun dinamai atau tidak, mereka selalu dihormati oleh orang Romawi,” tulis Natasha Sheldon di laman History and Archaeology Online.

Bangsa Romawi percaya bahwa roh-roh alam ini memiliki kekuatan ilahi yang disebut numen. Sejak awal, jika seseorang membuka atau membangun di atas sebidang tanah, biasanya untuk menenangkan roh tempat itu dengan pengurbanan. Ini bukan tindakan penyembahan atau penyerahan. Sebaliknya, itu adalah sikap hormat dari tetangga yang baik.


Ovid, penyair Romawi yang terkenal, menggambarkan kelangsungan hidup salah satu ritual semacam itu. Sebuah festival didedikasikan untuk dewa batas, Terminus, yang diadakan setiap tahun pada pagi hari tanggal 23 Februari. Para petani lokal akan bertemu di titik batas tanah mereka, membawa “karangan bunga dan kue” untuk dipersembahkan kepada dewa.

Dewa-dewa Romawi tidak diberi atribut manusia

Selain leluhur yang sudah meninggal, orang Romawi tidak menganugerahi dewa-dewa dengan atribut manusia, kepribadian, atau bahkan jenis kelamin. Setidaknya, itulah yang terjadi pada awalnya.

Roh yang mendiami suatu tempat sangat samar-samar. Cato mencatat bagaimana mereka memulai ritual kepada dewa-dewi hutan dengan mengatakan “jadilah engkau dewa atau dewi.” Ini dilakukan karena tidak ada cara pasti untuk mengidentifikasi jenis kelamin roh tersebut.

Netralitas jenis kelamin ini berlaku sama untuk dewa-dewi yang memiliki nama. Pales, dewa gembala, ditampilkan secara bervariasi sebagai pria atau wanita. Bahkan Venus - yang kemudian dilihat sebagai lambang feminitas ilahi - dianggap tidak memiliki jenis kelamin. “Ini ditunjukkan oleh akhiran kata benda netral dari namanya,” tambah Sheldon.

Seringkali, nama menunjukkan fungsi-fungsi tambahan dari dewa. Janus - dewa ambang, awal dan akhir - mendapatkan namanya dari bahasa Latin ianua atau "gerbang".

Perubahan pada dewa Romawi terjadi setelah kontak dengan Yunani

Karena dewa-dewa mereka tidak memiliki atribut manusia, orang Romawi melihat tidak perlu membangun mitologi yang rumit yang berkaitan dengan dewa. Tetapi kontak dengan budaya Yunani mengubah hal ini. Ketika orang Romawi melihat keuntungan untuk menghubungkan dewa-dewi mereka dengan dewa-dewa dari budaya yang sudah mapan dan bergengsi.

Jadi, orang Romawi mulai memasukkan dewa-dewi tertentu ke dalam struktur mitologi Yunani. “Dewa penting pun diadaptasi dengan peran-peran para dewa Olympia,” ujar Sheldon. Jupiter, sebelumnya adalah dewa langit dan sumpah menjadi Zeus versi Romawi. Sementara Juno, sosok dewi ibu Romawi, menjadi Hera. Mars, yang sebelumnya adalah dewa pertanian dan perang, peran agrarisnya diremehkan ketika ia berperan sebagai Ares.


Banyak dewa yang sebelumnya kecil juga mendapatkan promosi saat mereka mengisi peran Olympian yang tersisa. Venus, sebelumnya merupakan dewa taman kecil, menjadi dewi cinta, dan Neptunus, yang merupakan salah satu dari banyak dewa air Romawi, menjadi dewa laut.

Tidak semua dewa Romawi bisa masuk dalam jajaran bergengsi itu. Namun signifikansi kultusnya masih dipertahankan dalam praktik spiritual Romawi. Dewi Vesta, penjaga Romawi, adalah salah satu contohnya, seperti dewa Janus. Dewa kuno lainnya, seperti Tellus, dewi bumi dan Ceres dewi tanaman, juga tetap ada.

Jadi apakah orang Romawi mencuri dewa-dewi dari Kebudayaan Yunani kuno? Dewa-dewi itu sudah ada sebelum kontak dengan bangsa Yunani. Bangsa Romawi kemudian mengadaptasi dan menambah peran-peran penting dari dewa Yunani.

Tuesday, October 18, 2022

6 Dewa Yunani Homoseksual, Zeus Jatuh Cinta dengan Remaja Pria


Toleransi sering disajikan sebagai tanda kemajuan peradaban. Namun, mitologi Yunani telah mengungkapkan penerimaan yang lebih besar terhadap homoseksualitas di Athena kuno daripada yang terjadi dalam agama-agama dunia saat ini. Dewa Yunani yang penyuka sesama jenis alias LGBT ini membuktikan budaya gay bukanlah penemuan modern. Lalu, siapa saja Dewa penyuka sesama jenis?

Zeus

Zeus terkenal memilih Ganymede, fana muda untuk melayani sebagai juru minumannya di Gunung Olympus. Hubungan tersebut memberikan dasar dari kebiasaan paiderastia, praktik pria Yunani pada saat itu mempertahankan hubungan erotis dengan remaja laki-laki di sampingnya. Ganymede merupakan remaja pria tampan yang berasal dari Troya.

Apollo

Apollo adalah Dewa matahari pernah menjalin kasih dengan berbagai kalangan mulai dari peri, manusia, manusia setengah dewa. Terkenal karena romannya yang tragis, banyak di antaranya dengan pria. Diantaranya yang terkenal ialah kisahnya dengan Hyacinthus dan Kyparissos.

Hyacinthus adalah pangeran Sparta dan pemuda yang sangat tampan. Namun dewa angin Zephyrus dan Boreas, dan Thamyris fana juga menginginkan Hyacinthus. Apollo dan Hyacinthus sering berburu dan berolahraga bersama. Pada suatu hari keduanya melakukan lempar cakram, namun cakram yang dilempar Apollo terkena kekasihnya. Cakram tersebut bisa mengenai Hyacinthus akibat Zefiros yang cemburu pada hubungan keduanya.

Kisah Kyparissos adalah kisah yang lebih pendek, tetapi tidak kalah tragis. Kyparissos diberi rusa peliharaan oleh Apollo. Namun saat berburu, Kyparissos tidak sengaja membunuhnya. Dia begitu diliputi oleh kesedihan sehingga dia memohon kepada Apollo untuk diubah menjadi pohon cemara.

Hermes

Hermes merupakan dewa pembawa pesan. Dia jatuh cinta dengan 3 laki-laki yaitu Amphion, Perseus dan Crocus. Namun diantara ketiganya, Crocus lah kesayangan Hermes. Namun sayangnya, kisahnya berakhir tragis. Hampir mirip dengan kisah Hyacinthus, Crocus mati akibat cakram yang dilemparkan oleh Hermes. Merasa bersalah, Hermes mengubah kekasihnya menjadi bunga indah.

Utusan dewa bertumit sayap dikatakan dalam beberapa mitos memiliki kekasih laki-laki. Dalam variasi mitos Hyacinth, kekasih Hermes, Crocus yang dibunuh oleh cakram yang dilemparkan oleh dewa sebelum diubah menjadi bunga.

Poseidon

Dewa berikutnya yang juga jatuh cinta dengan sesama jenis adalah Poseidon, sang dewa lautan. Tercatat ada 2 laki-laki yang pernah menjalin hubungan, Nerites dan Pelops. Dia adalah anak dari raja Tantalus, dari Sypilus. Namun tubuhnya dipotong-potong oleh sang ayah untuk dihidangkan kepada dewa dewi Olympia. Ketahuan, Tantalus dihukum, sementara Pelops dibangkitkan kembali.

Dari sini lah, Poseidon jatuh cinta. Namun Pelops membuat ulah dengan mencuri makanan hingga Zeus marah dan membuangnya dari Olympus.

Dionysus

Paling dikenal sebagai dewa anggur Yunani, Dionysus juga dewa interseks dan transgender. Pria pecinta dewa termasuk satir Ampelos dan Adonis yang terkenal tampan. Selain itu, Dionysus juga memiliki kisah cinta dengan sang gembala Prosymnus. Awalnya, sang dewa melakukan perjalanan menuju Hades dengan dipandu oleh Prosymnus, yang memimpin jalan. Sebagai imbalan, Prosymnus meminta kesempatan untuk bercinta dengan sang anggur. Ketika Prosymnus meninggal sebelum kesepakatan itu tercapai, dewa menciptakan lingga kayu untuk memenuhi janji secara ritual, menurut penelitian oleh sejumlah sejarawan Kristen, termasuk Hyginus dan Arnobius.

Pan

Pan adalah dewa musik. Pan juga dikenal sebagai dewa alam liar, hewan ternak dan pemburu. Pan sangat menyukai hubungan seks tanpa memandang jenis kelamin, bahkan dengan makhluk apa pun. Nama Pan ini disebut-sebut sebagai asal usul istilah panseksual, yakni ketertarikan kepada orang lain tanpa melihat identitas gender atau jenis kelamin. Panseksual dalam bahasa Yunani berarti semua. Orang yang panseksual bisa jatuh cinta pada laki-laki, perempuan, transgender, biseksual, homoseksual. Wujud dewa ini berbeda dengan yang lain karena penampilannya yang setengah manusia dan setengah kambing.

Monday, October 17, 2022

Selidik Aula Tempat Pesta Raja-Raja Anglo Saxon 1.400 Tahun yang Lalu


 Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa aula yang rumit di timur Inggris. Aula tersebut pernah digunakan untuk pesta oleh raja-raja dan prajurit Anglo-Saxon sekitar 1.400 tahun yang lalu.

Sisa-sisa aula kerajaan itu berada di dekat desa Rendlesham di Suffolk, sekitar 70 mil (110 kilometer) timur laut London, hanya beberapa kilometer di utara pemakaman kapal Anglo-Saxon yang terkenal di Sutton Hoo dan beberapa mil di selatan tempat lain pemakaman kapal di dekat desa Snape.

Para arkeolog berpikir baik penguburan Sutton Hoo dan Snape adalah kuburan penguasa yang pernah tinggal di Rendlesham selama masa pemerintahan masing-masing, antara sekitar tahun 570 dan 720 M.

"Ini adalah pemakaman raja individu yang akan tinggal di Rendlesham selama sekitar 150 tahun," Faye Minter, petugas arkeologi senior untuk Dewan Kabupaten Suffolk, mengatakan kepada Live Science.

"Ini adalah kediaman kerajaan, tetapi raja-raja berpindah, mereka tidak hanya tinggal di satu tempat," katanya. "Jadi, kemungkinan besar, pada suatu saat, raja-raja East Anglia akan tinggal atau tinggal di Rendlesham."

Minter memimpin penggalian aula terbesar di kompleks kerajaan di situs tersebut, yang meliputi area seluas sekitar 15 hektar. Fondasinya menunjukkan bahwa itu adalah bangunan kayu berukuran panjang sekitar 75 kaki (23 m) dan lebar 33 kaki (10 m).

Siapa pun yang membangun kompleks, membangunnya di atas tanah yang ditinggikan dan mengelilinginya dengan parit batas.

Kemungkinan pernah ada hingga 10 aula di kompleks untuk raja dan pengiringnya yang terdiri dari ratusan orang, tetapi hanya aula terbesar yang telah dikonfirmasi oleh penggalian terbaru.

Para arkeolog telah bekerja di situs Rendlesham sejak 2008, dan penggalian baru-baru ini adalah bagian dari proyek Rendlesham Revealed, yang mencakup pekerjaan ratusan sukarelawan dari komunitas lokal.


Pemukiman Anglo-Saxon

Kompleks kerajaan di Rendlesham adalah bagian dari pemukiman yang lebih besar yang didirikan pada abad kelima M, segera setelah tanggal tradisional dimulainya invasi Anglo-Saxon ke Inggris, dari sekitar tahun 450 M.

"Pemukiman keseluruhan berukuran sekitar 50 hektar, tetapi dari akhir abad keenam, Anda mendapatkan area tertentu (dari kompleks kerajaan) di dalam pemukiman yang lebih besar," kata Minter. "Jadi mereka menempatkan kediaman kerajaan di dalam pemukiman Anglo-Saxon yang sudah penting secara lokal."

Kediaman kerajaan dicatat dalam tulisan-tulisan ilmuwan Inggris abad kedelapan, yang mengidentifikasinya sebagai tempat di mana pada tahun 662 M, raja Anglia Timur Aethelwald (juga dieja Aethelwold) mensponsori pembaptisan Raja Swithelm dari Saxon Timur (sebuah kerajaan dekat London juga dikenal sebagai Essex).

Aula kerajaan pertama kali diidentifikasi pada tahun 2015 oleh foto udara, yang menunjukkan tanda tanaman di situs yang menunjukkan posisi pos terbesarnya, kata Minter.

Namun itu tidak digali sampai musim panas ini, ketika parit arkeologi mengungkapkan pecahan bejana minum kaca dan tembikar, perhiasan pakaian, barang-barang pribadi, seperti pin tembaga, pisau besi, dan sisa-sisa persiapan makanan dan pesta.

Temuan menunjukkan bahwa sejumlah besar daging sapi dan babi telah dikonsumsi di sana, sebuah kemewahan pada saat Anglo-Saxon kebanyakan makan sayuran.


Kediaman kerajaan

Para arkeolog berpikir bahwa kompleks kerajaan di Rendlesham ditempati oleh raja dan prajuritnya selama beberapa bulan pada suatu waktu, selama makanan masih ada, sebelum mereka pindah ke tempat tinggal yang berbeda di tempat lain di kerajaan.

"Kami pikir itu mungkin musiman," kata Minter. "Mereka akan datang dengan banyak prajurit dan rombongan besar, dan itu mungkin akan meningkatkan populasi pemukiman cukup banyak."

"Dan saya pikir mereka akan 'memakan lemari yang kosong' dan kemudian pindah ke tempat berikutnya, sehingga mereka dapat dilihat sebagai penguasa seluruh kerajaan," katanya.

East Anglia, yang terdiri dari county Inggris modern Norfolk dan Suffolk, adalah salah satu dari tujuh kerajaan Anglo-Saxon utama di Inggris, yang dikenal sebagai Heptarchy. Yang lainnya adalah Essex, Kent, Sussex, Wessex, Northumbria, dan Mercia.

Mereka didirikan segera setelah runtuhnya kekuasaan Romawi di Inggris, tanggal yang secara tradisional dianggap sebagai tahun 409 M.

Bagaimanapun, kerajaan Anglo-Saxon dipersatukan pada abad kesembilan di bawah Alfred yang Agung, seorang raja Wessex, mereka akhirnya memberi nama Inggris, yang berarti "tanah Sudut".




 

Saturday, October 15, 2022

Mengapa Makam Keturunan Bangsa Viking Bisa Ditemukan di Italia?


Sepuluh makam yang berada di dekat gereja abad pertengahan di Sisilia, Italia, mengarahkan kepada penemuan langka: sisa-sisa tulang keturunan bangsa Viking.

Para arkeolog menemukan pemakaman berusia 800 tahun di dekat gereja San Michele del Golvo. Orang-orang yang dikubur kemungkinan adalah bangsa Norman, kelompok yang berkembang ketika Viking menetap di utara Prancis dan mendirikan kadipaten mereka sendiri.

“Tidak diragukan lagi, beberapa mayat yang dimakamkan di sana adalah anggota elit atau pendeta, dilihat dari bentuk kuburannya,” kata Sławomir Moździoch, pemimpin penggalian dan arkeolog di Institute of Archaeology and Ethnology of the Polish Academy of Sciences.

Setelah meneliti sepuluh makam tersebut, Moździoch dan rekannya menyatakan bahwa tiga di antaranya merupakan milik seorang wanita dan dua anak-anak.

Tidak ada barang yang ditemukan dalam makam. Namun, pemeriksaan visual yang dilakukan antropolog, membantu tim menemukan fakta bahwa kerangka tersebut berasal dari Eropa Barat – kemungkinan adalah bangsa Norman dari utara Prancis.

“Berdasarkan keterangan antropolog lokal, ketinggian dan lebar kerangka yang terkubur di sana sesuai dengan ciri-ciri bangsa tersebut,” imbuhnya.

Lalu bagaimana mereka bisa berakhir di Italia?

Menurut Encyclopedia Britannica, bangsa Norman menjalankan beberapa ekspedisi ke selatan Italia dan Sisilia. Juga Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.

“Di pertengahan abad 11, pulau Sisilia direbut kembali dari bangsa Arab oleh bangsawan Norman, Roger de Hauteville,” tutur Moździoch.

 “Bentuk dan arsitektur gereja memiliki kekhasan Eropa Barat. Ini mengindikasikan pembuat dan penggunanya berasal dari Normandia dan utara peninsula Apennine,” pungkasnya.  

Friday, October 14, 2022

NASA Ungkap Rencananya Lindungi Bumi dari Asteroid Mematikan



NASA telah mengungkapkan rencananya untuk melindungi Bumi dari asteroid yang bisa memusnahkan semua makhluk hidup.

Belum ada ancaman asteroid dalam waktu dekat. Namun, para ilmuwan khawatir mereka terlambat mengetahuinya. Oleh sebab itu, Gedung Putih AS meminta rencana yang lebih baik untuk memastikan kita aman dari asteroid.

Lindley Johnson, planetary defence officer NASA, mengatakan, peneliti telah menemukan 95% benda dekat Bumi berukuran satu kilometer (0,62 mil). Kini, pencariannya difokuskan pada 5%-nya serta batu-batu kecil yang juga bisa menimbulkan kerusakan.

NASA telah membuat daftar 18.310 objek luar angkasa dalam semua ukuran. Sekitar 800 objek memiliki ukuran 140 meter atau lebih besar.

Menurut Johnson, teleskop darat cukup baik untuk mengambil gambar asteroid yang membesar saat memasuki sistem tata surya dan menghampiri sisi malam Bumi. Yang sulit dideteksi adalah bebatuan yang telah melewati Matahari dan menuju keluar dari tata surya, menghampiri sisi Bumi yang mengalami waktu siang.

tulah yang terjadi pada 2013 ketika asteroid berukuran 20 meter, tiba-tiba muncul dan meledak di Chelyabinsk, Russia – merusak ribuan bangunan dan melukai ratusan penduduk.

Menurut laporan yang dipublikasikan oleh National Science and Technology Council ini, korban bisa mencapai jutaan jika peristiwa tersebut melanda New York.

Asteroid yang ukurannya tiga kali lebih besar dari itu, juga pernah meledak di atas Tunguska, Rusia, pada 1908 – meratakan hutan seluas 770 mil persegi.

Seperti yang kita tahu, batu luar angkasa raksasa pernah menyapu bersih spesies dinosaurus ketika ia menghantam semenanjung Yukatan, Meksiko, 65 juta tahun lalu.

Johnson menekankan, butuh waktu bertahun-tahun untuk mencoba mematikan asteroid – termasuk beberapa tahun membangun pesawat luar angkasa. “Idealnya, kira-kira sepuluh tahun,” ujarnya.

Misi menyelamatkan Bumi dapat dilakukan dengan “memukul” asteroid atau komet menggunakan pesawat ruang angkasa robotik yang besar dan mampu bergerak cepat. Itu diharapkan bisa mengubah jalurnya.


Atau dalam kasus terburuk, kita bisa meluncurkan nuklir – bukan untuk meledakkan asteroid – tapi memanaskan permukaannya sehingga beberapa material terbuang dan jalurnya menyimpang.

Semua rencana itu melibatkan teknologi masa kini. “Namun, kami berencana menyelidiki teknologi lainnya – teknik yang bisa mengganggu dan mengubah arah asteroid,” kata Johnson.

Para peneliti berharap dapat mengetahui lebih banyak tentang asteroid dari dua misi yang sedang berjalan. Pesawat luar angkasa Osiris-Rex milik NASA, akan mencapai asteroid Bennu dalam tahun ini, dan membawa sampelnya pada 2023. Sementara Hyabusa 2 milik Jepang, sedang mendekati asteroid Ryugu, dan membawa sampelnya pada 2020.

Johnson mengatakan, lupakan rencana mengirim astronaut ke luar angkasa untuk menghentikan asteroid.  

“Cara tersebut bagus untuk menjadi ide cerita film. Namun, kami tidak pernah melihat teknik yang membutuhkan keterlibatan astronaut,” katanya.

Misi seperti ini berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan, dan itu akan sangat menyulitkan jika dilakukan manusia.

Thursday, October 13, 2022

Seperti Film Fiksi, Robot Cerdas Bantu Mencari Kehidupan Planet Asing


Sejak film “Star Wars” dirilis 40 tahun lalu dan film-film sains fiksi jadi sangat populer, kita pun mulai berandai-andai supaya kenyataan bisa seperti yang ada di film. Robot cerdas yang bisa menerima telpon dan melakukan segala sesuatu, perjalanan antariksa yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, atau alien eksotis yang jadi teman.

25 tahun lalu, untuk pertama kalinya kita menemukan exoplanet yang sekaligus menandai babak baru masa depan antariksa. Hari ini, kita sudah punya robot cerdas, atau lebih tepatnya perangkat lunak cerdas yang bisa membantu kita menemukan planet-planet asing yang laik huni atau cocok untuk kehidupan.

Inteligensi Buatan (AI) telah berhasil membantu para ilmuwan mempelajari apa yang dikenal sebagai ‘Tatooines’ (dibaca: tatuin). Ini adalah planet yang mengorbit dua bintang sekaligus atau yang dikenal sebagai planet sirkumbinari.

Sama seperti planet Tatooine yang ada di film Star Wars. Inteligensi buatan bertugas untuk mencari tahu apakah planet-planet yang mengitari dua bintang bisa mendukung kehidupan atau tidak. Dan ternyata tidak mudah memang untuk mengetahuinya.

Planet-planet tersebut harus bisa bertahan selama miliaran tahun supaya kehidupan bisa berevolusi. Karena itu, para astronom mencari tahu apakah orbit planet-planet itu stabil atau tidak. Nah, ini yang sulit apalagi dengan keberadaan tambahan bintang di sistem tersebut.

Kehadiran bintang tambahan bisa menyebabkan perubahan orbit planet. Bintang kedua dalam sistem bisa menyebabkan terjadinya gangguan yang sangat besar sehingga planet pun terlontar ke luar dari sistem atau justru hancur karena menabrak salah satu bintang.

Dari planet-planet yang ditemukan mengitari bintang ganda, tampaknya planet sirkumbinari raksasa dengan periode panjang yang paling umum ditemukan. Belum ada planet sirkumbinari periode pendek yang ditemukan. Planet periode pendek diperkirakan tidak akan memiliki orbit yang stabil ketika mengitari dua bintang sekaligus.

Para astronom melakukan simulasi komputasi untuk mencari tahu kestabilan planet, dan ternyata planet yang diduga stabil itu tidak benar-benar stabil dan juga sebaliknya. Karena itu, para astronom pun menggunakan inteligensi buatan untuk membantu mereka.

AI bertugas untuk memantau 10 juta simulasi planet dengan garis edar berbeda – beda. Tujuannya untuk mengetahui planet mana yang stabil. Hanya dalam beberapa jam, inteligensi buatan ini sudah bisa menemukan planet yang orbitnya stabil dan yang tidak stabil. Keren kan! Kalau ilmuwan yang melakukannya tentu butuh waktu yang sangat lama.

Fakta keren

Lusinan planet telah ditemukan mengitari dua bintang. Bahkan ada planet yang ditemukan mengitari bintang bertiga!

Tuesday, October 11, 2022

Bagaimana Efek Hantaman Asteroid Kecil?


Sebuah asteroid kecil melintas relatif dekat dengan Bumi pada Januari lalu, ditemukan hanya enam hari sebelumnya. Ini mungkin terdengar menakutkan, tapi kemungkinan kecil bahwa objek semacam itu akan bertabrakan dengan Bumi.

Setiap tahun, sekitar 50.000 ton material (batu dan debu) dari luar bumi menabrak planet kita. Mereka datang sebagai potongan-potongan kecil—bahkan bila mereka semua datang bersamaan pun, ukurannya hanya akan sedikit lebih besar daripada asteroid “sebesar truk” yang melewati kita pada Januari.

Meski para ilmuwan bisa dengan mudah melihat asteroid yang cukup besar dengan diameter lebih dari sekitar satu kilometer, risiko apa yang mungkin ditimbulkan oleh asteroid lebih kecil, yang lebih sulit dilacak? Haruskah kita khawatir?

Ada kepercayaan umum bahwa dinosaurus musnah 65 juta tahun lalu akibat benturan asteroid. Perubahan lingkungan yang ditimbulkannya—kenaikan temperatur atmosfer yang cepat dan kebakaran hutan global, diikuti oleh penurunan suhu yang drastis dan pengasaman air laut—adalah konsekuensi dari ukuran asteroid, mungkin berdiameter sekitar 10 kilometer.

Asteroid itu berdiameter hampir 1.000 kali lipat lebih besar, dan sekitar 30 juta kali lebih berat daripada kombinasi asteroid yang menabrak kita selama setahun terakhir.

Bumi memiliki persentuhan dengan sebuah objek yang diperkirakan berdiameter sekitar 20 meter hampir lima tahun lalu di Chelyabinsk, Rusia. Kala itu, tidak seorang pun melihatnya datang. Rekaman spektakuler mengenai kedatangan bola api direkam oleh komuter dalam perjalanan mereka ke kantor, yang terkejut melihat pagi hari nan gelap pada Februari diterangi oleh sesuatu yang awalnya diduga misil.

Batu itu meledak di atmosfer, dengan pecahan meteorit berhamburan ke seluruh wilayah itu. Potongan terbesar, sekitar 600 kilogram, ditemukan beberapa bulan kemudian di dalam danau yang tertutup es. Meski banyak orang terluka ketika objek tersebut menghantam atmosfer dengan kuat, luka umumnya disebabkan oleh kaca jendela yang pecah akibat gelombang kejut yang ditimbulkannya.

Penduduk di wilayah Chelyabinsk beruntung—tidak terbentuk kawah akibat asteroid karena benda tersebut hancur berkeping-keping sekitar 30 km di atmosfer. Untungnya, ini situasi yang paling mungkin terjadi untuk objek dengan ukuran tersebut.

Kawah tidak akan tercipta hingga asteroid berukuran diameter sekira 50 meter. Bahkan ketika ukurannya satu atau dua kilometer—ukuran Kawah Meteor di Arizona tidak mendekati cukup besar untuk menciptakan kehancuran berskala global seperti kepunahan dinosaurus. Namun peristiwa ini tentu akan menyebabkan masalah lokal bila benturan terjadi di wilayah yang berpenghuni. Bayangkan asteroid yang menyebabkan Kawah Meteor—secara harfiah dan kiasan—menabrak pusat kota London, Washington, atau Mumbai.

Memantau ancaman

Ada beberapa program observasi internasional yang menggunakan teleskop otomatis yang secara spesifik didedikasikan untuk memetakan segala “Objek Dekat Bumi”. Ini adalah asteroid yang paling mendekati matahari dengan kurang dari 1,3 Unit Astronomis – satu unit adalah jarak antara Bumi dan Matahari. Pengamat khusus disiagakan untuk “objek-objek yang berpotensi membahayakan”, yang adalah Objek Dekat Bumi berdiameter lebih dari 150 meter dengan orbit yang melintasi Bumi.

Untungnya, praktis semua objek ini berada dalam orbit yang stabil, dan tidak dirancang berbahaya. Asteroid dengan ukuran sampai sekecil sekitar lima meter kini bisa diobservasi. Meskipun, seperti tergambar pada kejadian Chelyabinsk, masih ada objek yang menghalangi pengamat. Bagian dari alasan mengapa objek Chelyabinsk tidak terdeteksi, karena objek tersebut mendatangi atmosfer pada sudut yang sangat rendah dari arah matahari. Namun alasan utamanya adalah banyaknya jumlah objek semacam itu, dan waktu relatif pendek (sekira satu dekade) di mana kita telah melacak mereka secara aktif.

Sangatlah bermanfaat untuk melihat jumlah deteksi Objek Dekat Bumi. Pusat Planet Minor memelihara basis data observasi, penyimpanan dengan jumlah berjalan, yang pada akhir Desember 2017 melebihi 17.500 objek. Sebanyak 28 lagi sudah dilihat pada Januari. Anda bisa mendapat sebuah gagasan di sini di mana semua objek ini relatif dekat dengan Bumi maupun Matahari—saya jamin Anda akan merasa lebih dari sekadar gelisah begitu melihat betapa kita dikelilingi oleh misil-misil ini.

Salah satu masalah utama yang dimiliki peradaban yakni, meskipun kita menjadi sangat efisien dalam melihat Objek Dekat Bumi, kita masih belum bisa melakukan apapun tentang sesuatu yang mungkin berada di jalur tabrakan dengan Bumi. NASA baru-baru ini memiliki proyek, DART (Double Asteroid Redirection Test), untuk mengalihkan jurusan asteroid yang mengancam pada fase rancangan pendahuluan.

Sebuah pesawat ruang angkasa, berdiameter sekitar 1,5 meter, akan diarahkan untuk menabrak sebuah asteroid (Didymos B) dengan ukuran sekitar 140 meter. Didymos B mengorbit suatu badan primer, Didymos A. Tujuan proyek ini yakni untuk mengubah orbit Didymos B mengelilingi mitra binernya, tanpa mengubah orbit Didymos A mengelilingi matahari.

DART dijadwalkan untuk peluncuran pada Desember 2020, menghadang Didymos pada Oktober 2020. Jadi kita memiliki kurang dari lima tahun untuk menunggu sebelum kita mengetahui apakah kita bisa melindungi planet kita dari tetangganya yang sulit dikendalikan.

Untuk saat ini, meski asteroid kecil bisa memunculkan bahaya, ancamannya lebih bersifat regional daripada yang ditimbulkan oleh asteroid besar. Jadi tidak (belum) perlu mulai menimbun kacang panggang dan air kemasan menjelang kematian yang akan segera datang akibat serangan asteroid.

Lima puluh ribu ton materi angkasa yang menabrak Bumi setiap tahun utamanya jatuh sebagai butiran debu berukuran kurang dari setengah milimeter. Dan mengingat kita semua masih di sini (di waktu penulisan…), hal itu tidak mengancam umat manusia.