Pernahkah Anda melihat hewan yang menggunakan alat untuk berburu? Fenomena ini jarang sekali terlihat di alam liar. Kebanyakan hewan menggunakan insting dan raganya untuk mencari ataupun mengejar makanannya di rimba sana.
Salah satu folklor paling fantastis dari fenomena ini datang dari orang Inuit di Amerika Utara. Konon, beruang kutub (Ursus maritimus) di sana sering menggunakan bongkahan batu ataupun es untuk berburu singa laut (Odobenus rosmarus).
Laporan pertama mengenai folklor ini dicatat oleh Otto Fabricius, misonaris dan penjelajah asal Denmark, pada tahun 1780. Menurutnya, kabar burung ini santer terdengar di kalangan para penjelajah Eropa yang berkelana bersama pemandu Inuit mereka. Akan tetapi, kurangnya bukti sahih membuat beberapa ilmuwan menganggapnya sebagai mitos lokal belaka.
Namun belakangan ini, para ilmuwan meninjau kembali cerita tersebut. Pasalnya, banyak laporan yang terus bermunculan terkait kemampuan beruang kutub dalam menggunakan alat berburu. Seperti dilansir dari Science News, salah satu laporan menarik muncul dari sebuah Kebun Binatang Tennoji di Osaka, Jepang. GoGo, seekor beruang kutub jantan berusia lima tahun, dipotret saat menggunakan beragam perkakas untuk menggapai makanannya.
Penemuan ini, ditambah dengan berbagai laporan baru dari pemburu Inuit, menambah rasa penasaran peneliti untuk mendalami "mitos" tadi. "Berdasarkan pengalaman saya, apa pun yang dikatakan pemburu Inuit senior menjadi sesuatu yang menarik untuk didengar, dan kemungkinan besar memang benar adanya," kata Ian Stirling kepada Science News. Stirling merupakan salah satu biolog spesialis beruang kutub terkemuka, yang sekaligus menjadi pemimpin penelitian ini. Hasil penelitian ini kemudian dipublikasikan ke dalam jurnal Arctic edisi Juni 2021. Tajuknya, Do Wild Polar Bears Use Tools When Hunting Walruses?
Dalam jurnal tersebut, Stirling dan rekan-rekannya mengulas sejumlah observasi dari orang Inuit dan peneliti lain terhadap perilaku ini. Dari sana, mereka menemukan berbagai alasan yang dapat membuktikan perilaku berburu yang unik ini.
Menurut Stirling, setiap laporan terkait perilaku berburu kutub memiliki satu kesamaan. Perilaku penggunaan batu dan es hanya digunakan beruang kutub untuk berburu singa laut.
"Ukuran tubuh singa laut bisa mencapai tiga kali lebih besar dari pada beruang kutub," tulis Stirling, "dan kulit mereka bisa mencapai ketebalan hingga 2-4 cm di kepala dan leher." Faktor-faktor inilah yang menyebabkan beruang kutub kesulitan untuk membunuh mangsanya dengan tangan kosong.
Belum lagi dengan kemampuan singa laut untuk membela diri dengan taringnya. Tidak jarang beruang kutub terkena luka yang cukup parah jika menghadapi singa laut secara langsung.
Oleh karena itu, Stirling memperkirakan bahwa kondisi ini membuat para beruang kutub memutar otak. Inilah yang membuat sejumlah kutub menggunakan cara-cara inovatif untuk membunuh singa laut, yaitu dengan menghantam kepalanya dengan balok batu atau es besar.
Kreativitas ini tidak hanya ditemukan di kalangan beruang kutub saja. Stirling dan rekan-rekannya juga menemukan perilaku ini di beruang cokelat (Ursus arctos), kerabat terdekat dari beruang kutub. Dalam suatu eksperimen, sejumlah beruang cokelat mampu menggunakan gelondongan kayu untuk menggapai makanan yang diletakkan di tempat yang tinggi.
"Para beruang dikenal cerdas karena otaknya yang besar, yang terbukti dari kemampuannya dalam menyusun strategi berburu," tutur Stirling dalam jurnalnya.
Meskipun demikian, Stirling mengakui bahwa studi terhadap kemampuan kognisi beruang masih sangat sedikit. "Akan tetapi, kami mempunyai banyak informasi dari observasi alam liar yang membuktikan bahwa mereka benar-benar cerdas," ujar Stirling kepada Science News.
0 comments:
Post a Comment