About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, January 29, 2022

Penjelasan Ilmiah soal Bintang Bethlehem Super Langka yang Muncul Jelang Hari Natal


Kisah kelahiran Yesus Kristus dan perayaan Hari Natal selalu menyertakan cerita tentang bintang Natal. Para ahli astronomi sudah bisa menjelaskannya.

Bintang Natal atau Star of Bethlehem rupanya bisa dijelaskan secara ilmiah. Menurut para ilmuwan, Bintang Natal adalah konjungsi Jupiter-Saturnus yang terjadi saat Winter Soltice atau titik balik matahari musim dingin. Ini adalah kejadian yang sangat langka.

Menurut LAPAN, konjungsi Jupiter-Saturnus terjadi setiap 20 tahun, namun pada tanggal yang berbeda-beda. Nah, menurut Perth Observatory dilansir News.com Australia, konjungsi Jupiter-Saturnus pada Winter Soltice terjadi setiap 400 tahun sekali.

Konjungi Jupiter-Saturnus saat Winter Soltice, terakhir terjadi pada tahun 1623. Itu sebabnya sebagian ilmuwan mengatakan Star of Bethlehem dan konjungi Jupiter-Saturnus adalah peristiwa alam yang sama.

Pada tanggal 21 Desember, kedua planet ini akan tampak dalam 0,1 derajat antara satu sama lain di antariksa. Akibatnya, dari Bumi kedua planet ini akan tampak seperti 1 bintang yang sangat besar.

Perlu diketahui Jupiter mengorbit matahari dalam 11,86 tahun Bumi. Sedangkan, Saturnus mengorbit matahari dalam 29,4 tahun Bumi.

Itu sebabnya, Jupiter akan menyalip Saturnus setiap 20 tahun. Peristiwa ini yang disebut para astronom sebagai Konjungsi Agung. Konjungsi ini terjadi pada tanggal yang berbeda, namun yang dianggap paling istimewa yang muncul saat Winter Soltice karena terkait dengan perayaan Hari Natal.

Di Indonesia, menurut LAPAN, konjungsi ini akan terjadi pada 21 Desember pukul 18.30 WIB sampai puncaknya pada 22 Desember 2020 pukul 01.18 WIB. Manusia bisa melihatnya ke arah barat daya setelah matahari terbenam. Akan ada satu bintang yang paling terang, itulah Jupiter dan Saturnus yang berdempetan.


 

Mengenal Sarcosuchus, Buaya Raksasa yang Pernah Hidup di Bumi


 Sarcosuchus juga biasa disebut Super Croc, dan hewan jenis buaya ini hidup pada masa 112 juta tahun yang lalu. Dianggap sebagai buaya terbesar yang pernah ada, Sarcosuchus memiliki panjang tubuh sekitar 12 meter, dengan berat sekitar 8-10 ton. 

Berdasarkan fosil-fosilnya yang ditemukan, hewan ini diperkirakan hidup di wilayah Afrika pada zaman ketika daerah itu masih berupa dataran tropis.

Sarcosuchus memiliki mata yang dapat berputar ke atas, dan berfungsi seperti teleskop. Gigi-giginya juga tajam dan kuat, yang digunakannya untuk mencengkeram serta menghancurkan mangsa. 

Para ahli berpendapat bahwa hewan ini menghabiskan banyak waktunya untuk bersembunyi di dalam air, untuk menunggu mangsanya. Makanan hewan ini adalah ikan-ikan dan hewan-hewan besar, kura-kura, juga dinosaurus kecil.



 

Wednesday, January 26, 2022

Partikel Tuhan Sudah Ditemukan, Rahasia Alam Semesta Akan Segera Terungkap


Peneliti di pusat riset bergengsi CERN mengklaim telah menemukan partikel Tuhan. Dua tim sudah mengklaim temuan ini.

Peneliti senior CERN, Oliver Buchmueller, mengatakan sangat gembira dengan kemajuan riset fisika kali ini. Uji coba demi uji coba terus dilakukan. Mereka perkirakan tahun depan sudah bisa mengurai asal usul alam semesta, termasuk partikel Tuhan.

"Kami sudah sangat dekat dengan kesimpulan partikel Tuhan," kata Buchmueller seperti dikutip skynews.

Ilmuwan: Kami tak menyebutnya sebagai 'Partikel Tuhan'

"Kami tak menyebutnya sebagai Partikel Tuhan. Kalianlah, media, yang menyebutnya begitu," kata peneliti senior asal AS saat diwawancara radio Eropa, terkait temuan tebaru dari lembaga riset CERN soal Partikel Tuhan.

Para ilmuwan rupanya tak berkenan kalau partikel ilmiah mereka disebut 'Partikel Tuhan'. Alasannya, menurut mereka, Partikel Higgs yang mereka cari itu tak ada hubungannya dengan agama apapun. Partikel Higgs hanya berusaha menjelaskan asal usul kehidupan dan alam semesta.

"Saya benci sekali julukan 'Partikel Tuhan'," kata anggota tim riset ATLAS CERN, Pauline Gagnon. Para ilmuwan lebih suka menyebutnya sebagai Partikel Higgs.

"Partikel Higgs tak ada hubungannya dengan agama manapun, menggelikan sekali kalau ada yang menghubungkan seperti itu," lanjut Pauline.

Oliver Buchmueller, dari tim lainnya, CMS CERN, juga mengecam penyebutan ini. "Menjulukinya sebagai 'Partikel Tuhan' sangat tidak tepat. Itu tidak adil pada penemu partikelnya dan peranan pentingnya di jagad raya. Ini tak ada hubungannya dengan Tuhan," kata dia.

Partikel Higgs Boson ini menjadi mimpi setiap ilmuwan yang tertarik memetakan masalah asal usul alam semesta dan kehidupan. Ditemukan pada dekade 1960-an oleh ilmuwan Inggris, Peter Higgs. Partikel ini adalah cara kerja sebuah objek memperoleh massa, pasca tumbukkan besar alam semesta yang dikenal lewat teori Big Bang.

Menurut teori yang dikembangkan ilmuwan, Partikel Higgs menjadi agen terciptanya bintang, planet, dan kehidupan alam semesta. Partikel itu memberi massa pada elemen partikel terkecil, karena itulah dijuluki 'Partikel Tuhan' oleh kalangan media

Pippa Wells, peneliti ATLAS CERN, mengatakan, tanpa peran Partikel Higgs Boson, maka partikel di alam hanya gentayangan tanpa tujuan. "Karena itu mendengarnya dijuluki 'Partikel Tuhan' membuat saya marah. Itu berkebalikan dengan apa yang kami, ilmuwan, lakukan di CERN," tegasnya.

Lantas dari mana datangnya julukan ini? Salah satu versi mengatakan julukan berasal dari buku pemenang nobel fisika asal AS, Leon M Lederman: "The God Particle: If the Universe is the Answer, What is the Question?"

Apa Sebenarnya 'Partikel Tuhan'?

Apa sebenarnya Partikel Tuhan? Partikel Tuhan kerap juga disebut Partikel Higgs. Ini adalah mata rantai partikel yang belum ditemukan ilmuwan terkait peristiwa bagaimana partikel dan energi berinteraksi. Partikel ini masuk ke dalam teori fisika model standar.

Bagaimana menemukan partikel ini? Para ilmuwan menembakkan partikel dengan arah yang berlawanan dalam terowongan sepanjang 27 km di kedalaman 100 meter dari permukaan.

Partikel yang ditembakkan itu akan bergerak dengan kecepatan cahaya, dan mereka akan bertumbukan pada akhirnya. Detektor yang supersensitif akan mengukur hasil tumbukan partikel itu yang berupa debu partikel.

Riset senilai 6 miliar Poundsterling ini berupaya mereplika kondisi seusai penciptaan alam semesta 13,7 milyar tahun lalu, yang biasa dikenal dengan nama teori tumbukan besar atau Big Bang.

Dalam teori standar, diprediksi partikel subatom harusnya tak punya massa. Namun dalam teori lain disebutkan, ada medan energi bernama Higgs dan Boson yang muncul usai tumbukan partikel itu. Kedua entitas ini membuat sub partikel tarik menarik, dengan kata lain memberinya massa.

Kalau ini ditemukan oleh ilmuwan, maka mereka bisa menentukan dengan pasti lewat model matematika, bagaimana cara kerja alam semesta. Dengan kata lain, mereka menemukan 'Partikel Tuhan' yang menjelaskan segalanya.
 

Tuesday, January 25, 2022

Tahun 2036, Eropa Bisa Hancur Lebur karena Terhantam Asteroid Apophis


Apophis adalah asteroid kelas menengah yang berada dalam jarak dekat dengan Bumi. Kemungkinan asteroid Apophis akan menabrak Bumi sangat kecil. Namun jika menabrak Bumi, Apophis bisa menghancurkan satu wilayah dengan luas seperti satu negara Eropa. 

Peneliti menghitung kekuatan Apophis jika menghantam bumi akan lebih besar daripada yang dihasilkan oleh ledakan simultan dari semua bom nuklir yang ada saat di Bumi saat ini.

Boris Shustov, direktur Institut Astronomi dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengatakan dampak potensial tidak diragukan lagi akan memiliki konsekuensi global. 

“Sebuah benda angkasa dengan diameter 1 atau 2 km akan menimbulkan bencana global bila menghantam bumi. Tidak peduli di mana, di laut atau di darat, konsekuensinya akan berdampak buruk,” katanya.

“Diameter Apophis hanya 270 meter, namun ia mampu melakukan kehancuran melebihi kekuatan merusak seluruh senjata nuklir di bumi, perbedaannya adalah bahwa hal itu tidak akan menghasilkan radiasi,” kata ilmuwan Rusia itu pada kantor berita Interfax. 

Namun perhitungan selanjutnya menunjukkan bahwa prediksi itu salah, dan Apophis memiliki kesempatan sangat kecil untuk bertabrakan dengan planet kita, atau satelit alami bumi kita. Namun, Apophis tetap ancaman, karena studi mendapati objek itu bisa menghantam bumi pada Maret 2036.

Monday, January 24, 2022

Ternyata ini Alasan Tuan Krab Seekor Kepiting Memiliki Anak Seekor Paus


Jika kamu merupakan penggemar kartun Spongebob Squarepants, pastinya tahu dengan karakter bernama Tuan Krab. Pemilik dari restoran Krusty Krab dan sangat mencintai uang. Berbicara tentang Mr. Krab, ia memiliki anak bernama Pearl yang merupakan seekor paus.

Lantas, bagaimana bisa Tuan Krab yang merupakan seorang kepiting memiliki anak seekor paus. Apakah dia pernah menikah dengan seekor paus dan melahirkan seorang Pearl? Pastinya kamu pernah kepikiran tentang persoalan ini dan memunculkan teori-teori aneh hingga di luar nalar.

Teori pertama, Tuan Krab menemukan Pearl


Terdapat dua versi yang menggambarkan asal usul Pearl yang sebenarnya. Versi pertama dinarasikan oleh GAF Comics dalam gambar yang berjudul “Mystery Solved“.

Pada episode ‘Hooky’, Tuan Krabs saat itu sedang panik sambil berteriak menuju Krusty Krab karena melihat sebuah kail. Ia kemudian berusaha memberitahu ikan-ikan yang ada di Krusty Krab, namun tidak ada satu pun ikan yang menghiraukannya.

Mengetahui Patrick akan mengajak Spongebob untuk bermain di kail tersebut, Mr. krabs memberitahu keduanya untuk tidak menyentuh kail tersebut. Karena jika itu terjadi, dia akan ditangkap dan dimakan atau dijual di toko suvenir.

Diketahui ternyata Mr. Krabs tidak dapat menyelamatkan ibu Pearl dari jeratan kail tersebut. Sebagai penebusan kesalahannya, ia memutuskan untuk menyelamatkan bayi paus dan merawatnya hingga besar. Tampak pada komik bergambar di atas, ibu Pearl yang malang tersangkut di kail hingga membuatnya kehilangan nyawanya.

Teori kedua, Cinta segitiga dengan plankton


Kemudian versi lainnya mengisahkan kisah cinta yang melibatkan Tuan Krab dan Plankton yang jatuh cinta dengan seekor paus bernama Karient.

Kisah ini bermula ketika Mr. Krabs dan Plankton merupakan sahabat yang tak terpisahkan. Pada suatu hari, Plankton bertemu dengan paus wanita bernama Karient Whale yang memiliki wajah yang menawan, dan membuat Plankton langsung jatuh cinta.

Sebagai tanda cintanya, Plankton membuat suatu robot yang mirip dengan Karient. Mengetahui dirinya dibuatkan robot, hati Karient pun tersentuh dan membuat keduanya menjalin hubungan asmara.

Setelah itu, Plankton memperkenalkan kekasih barunya itu kepada Krab. Ternyata, Krab pernah bertemu dengan kekasih Plankton tersebut. Tepatnya pada saat dirinya berada di pantai Go Lagoon, yang pada saat itu dirinya tengah kehausan dan tidak memiliki uang sama sekali. Untungnya Karient datang dan memberikannya uang satu sen.

Mr. Krabs yang juga memiliki perasaan cinta kepada Karient pun merasa iri. Ia kemudian mengaku bahwa robot yang dibuat oleh Plankton merupakan buatan dirinya. Alhasil, Karient pun memercayai Krab dan memutuskan berpisah dengan Plankton.

Karient menjadi bingung mengena siapa yang harus ia pilih dan percayai. Disela-sela kebingungannya itu, Karient menceritakan bahwa sebelumnya ia telah mempunyai pasangan yang merupakan koki terbaik di Bikini Bottom.

Namun, saat ini suaminya itu telah meninggal akibat keracunan dari makanan yang ia hidangkan sendiri. Sehingga membuat Karient yang tengah hamil menjalani hidup sendirian.

Tantangan dari Karient

Untuk mengingat kembali masa-masa indah bersama suaminya, Karient pun meminta Plankton dan Mr. Krabs untuk mengikuti tantangan yang ia buat. Bagi siapa yang berhasil membuat makanan yang enak, maka dia akan mendapatkan cinta Karient.

Seiring berjalannya waktu, Krab menemukan resep membuat makanan Krabby Patty. Sebuah hamburger yang memiliki rasa lezat dan seluruh warga Bikini Bottom menyukainya. Karena makanan tersebut, Karient pun memilih Tuan Krab.

Tak lama berselang, Karient melahirkan seorang anak bernama Pearl. Kondisinya yang lemah setelah proses melahirkan namun ia tetap memaksakan mengonsumsi hamburger krabby patty hingga membuatnya meledak.

Mr. Krabs pun merawat Pearl untuk mengenang kekasihnya yang telah pergi meninggalkannya selama-lamanya. Dan ternyata inisial KK dari restoran Krusty Krab ialah kepanjangan dari Krab dan Karient.

Dari kedua teori yang bisa dibilang liar ini, kita bisa ketahui ternyata Tuan Krab memiliki hati yang tulus. Meski ia dikenal sebagai karakter yang tamak dan pecinta uang, namun siiapa sangka juga tersimpan kebaikan di dalam hatinya.

Sunday, January 23, 2022

Inilah Otto, Fosil Dinosaurus Terlengkap yang Pernah Ditemukan


Fosil dinosaurus predator terbaik yang pernah ada, digali di Jerman dengan 98 persen kerangkanya utuh. 

Kebanyakan sampel dinosaurus predator, seperti T-Rex, menyisakan maksimum 80 persen dari kerangka mereka. Selain itu, jejak bulu dan kulitnya juga ditemukan pada tulangnya. Bulunya memiliki kepentingan tertentu untuk menemukan link yang mengaitkannya dengan burung modern.
 
Kerangka dinosaurus yang dijuluki Otto oleh ahli paleontologi itu ditemukan di tepi sungai, namun baru jelas sekarang. Perhatian kini dialihkan untuk mengidentifikasi jenisnya. Otto memiliki panjang 28 inci. Para ahli percaya bahwa makhluk itu berusia satu tahun ketika tewas di era Jurassic.

"Ini adalah temuan yang benar-benar luar biasa. Ini adalah yang terbaik dari jenisnya yang pernah ditemukan di Eropa," kata Oliver Rauhut, kurator di Bavarian National Collection for Paleontology and Geology.

Pemerintah Jerman ingin menjadikan Otto sebagai bagian dari kekayaan budaya Jerman. Hal ini berarti bahwa kerangka Otto tidak dapat diperdagangkan.

Makhluk yang hidup pada 135 juta silam itu dipamerkan kepada publik untuk pertama kalinya dalam sebuah pameran khusus dinosaurus di Munich. Setelah itu, kerangka Otto disimpan secara permanen di sebuah museum di Jerman.




 

Friday, January 21, 2022

Teknologi Perjalanan Waktu, Mungkinkah Kelak Dapat Terwujud?


Perjalanan waktu dan mesin waktu telah menjadi topik fiksi ilmiah dan film selama beberapa dekade. Segala kemungkinan untuk melakukan perjalanan dalam waktu menarik imajinasi manusia selama berabad-abad.

Banyak orang berpendapat bahwa perjalanan waktu adalah hal yang tidak masuk akal. Di sisi lain, beberapa ilmuwan brilian melakukan penelitian mengenai kemungkinan ini menjadi kenyataan kelak.

Albert Einstein misalnya, menyimpulkan bahwa masa lalu, sekarang, dan masa depan semuanya ada secara bersamaan. Ini berkaitan dengan konsep relativitasnya yang terkenal. Artinya, waktu itu relatif dan tidak mutlak seperti yang dinyatakan Newton.

Dengan teknologi yang tepat, seperti pesawat luar angkasa yang sangat cepat, seseorang dapat mengalami beberapa hari sementara orang lain secara bersamaan hanya mengalami beberapa jam atau menit. Namun keyakinan Einstein memiliki dampak yang sangat kecil pada kosmologi atau ilmu pengetahuan secara umum.

Bayangkan jika perjalanan waktu itu benar-benar nyata, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah sejarah. Meski menarik, namun kita tidak mungkin mengetahui konsekuensi dari setiap perubahan di masa lain. Juga pengaruhnya pada masa depan.

Referensi tentang perjalanan waktu juga dapat kita lihat pada teks-teks kuno. Dalam mitologi Hindu, ada kisah Raja Raivata Kakudmi yang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan pencipta Brahma. Meski perjalanannya tidak berlangsung lama, saat ia kembali ke bumi, 108 yuga telah berlalu di bumi. Setiap yuga mewakili sekitar 4 juta tahun. Penjelasan yang diberikan Brahma kepada Kakudmi adalah bahwa waktu berjalan secara berbeda di alam kehidupan yang berbeda.

Kisah di gua Al-Kahfi juga menyebutkan soal perjalanan waktu. Tahun 250 M, sekelompok pemuda Kristen berusaha melarikan diri dari penganiayaan. Dengan bimbingan Tuhan, mereka sampai di sebuah gua. Di sana Tuhan membuat mereka tertidur. Para pemuda ini bangun 309 tahun kemudian.

Legenda Jepang Urashima Taro juga berkisah tentang perjalanan waktu. Seorang manusia mengunjungi istana bawah laut Dewa Naga Ryujin. Dia tinggal di sana selama tiga hari, tetapi ketika kembali ke permukaan, 300 tahun telah berlalu.

Dalam teks Buddhis, Kanon Pali, tertulis bahwa di surga tiga puluh Deva (tempat para Dewa), waktu berlalu dengan kecepatan yang berbeda. Seratus tahun di bumi dihitung sebagai satu hari bagi para dewa.

Namun kisah perjalanan waktu yang terkenal adalah eksperimen Philadelpia. Tahun 1943, agar tidak terlihat oleh radar musuh, kapal dibuat tidak terlihat. Bukan cuma tidak terlihat, kapal tersebut terlihat di galangan kapal angkatan laut Norfolk di Virginia. Kemudian muncul kembali di Philadelphia.

Ketika kapal muncul lagi beberapa anggota awak secara fisik menyatu dengan dinding pemisah dalam kapal. Yang lain mengalami gangguan mental, beberapa menghilang sama sekali, dan beberapa dilaporkan bepergian ke masa depan dan kembali.

Pada tahun 1960, ilmuwan Pellegrino Ernetti mengeklaim bahwa ia mengembangkan chronivisor. Mesin ini memungkinkan seseorang untuk melihat di masa lalu. Teorinya adalah bahwa kejadian apa pun yang meninggalkan bekas energi yang tidak akan pernah bisa dihancurkan. Ernetti diduga mengembangkan mesin yang dapat mendeteksi, memperbesar, dan mengubah energi ini menjadi gambar. Ini seperti TV yang menunjukkan apa yang terjadi di masa lalu.

Pada 1980-an, ada laporan eksperimen perjalanan waktu kontroversial lainnya. Proyek Montauk diduga bereksperimen dengan perjalanan waktu. Proyek ini diperkirakan dilakukan di stasiun angkatan udara Montauk untuk mengembangkan teknik perang psikologis dan penelitian unik termasuk perjalanan waktu.

Namun sama halnya seperti kejadian Philadelphia, proyek Montauk ini masih menjadi perdebatan. Meski sangat masuk akal untuk berasumsi bahwa militer tertarik pada kemungkinan perjalanan waktu. Sehingga mereka mungkin terlibat dalam penelitian ekstensif tentang masalah ini.

Pada tahun 2004, Marlin Pohlman, mengajukan paten untuk metode distorsi gravitasi dan perpindahan waktu. Pada tahun 2013 Wasfi Alshdaifat mengajukan paten lain untuk mesin kompresi ruang dan pelebaran waktu yang dapat digunakan untuk perjalanan waktu.

Seorang fisikawan dari Universitas Connecticut, Profesor Ronald Lawrence Mallett, mengerjakan konsep perjalanan waktu pada tahun 2006. Penelitiannya dilakukan berdasarkan teori relativitas Einstein. Pada saat itu, Mallett benar-benar yakin bahwa perjalanan waktu itu mungkin.

Dia meramalkan bahwa perjalanan waktu manusia akan mungkin terjadi di abad kita. Fisikawan partikel Brian Cox setuju bahwa perjalanan waktu mungkin terjadi tetapi hanya dalam satu arah.

Kisah misterius lainnya berasal dari Ali Razeqi, direktur pelaksana Pusat Penemuan Strategis Iran. Ia mengembangkan perangkat yang dapat melihat ke mana saja dalam rentang waktu 3 sampai 5 tahun ke depan. Namun kisahnya menghilang dalam beberapa jam setelah muncul di internet.

Secara teori, perjalanan waktu adalah mungkin, meskipun sulit untuk dipahami. Apakah penelitian yang dikutip di atas membawa kita lebih dekat untuk mewujudkan perjalanan waktu? Jika demikian, kita hanya bisa berharap agar teknologi itu tidak jatuh ke tangan yang salah.

Ilmuwan Temukan Burung Beku Bertanduk Berusia 46.000 Tahun di Siberia



Pada tahun 2018, seekor burung beku yang terpelihara dengan baik ditemukan di tanah di daerah Belaya Gora di timur laut Siberia. Analisis mengungkapkan bahwa burung itu berusia 46.000 tahun.

Para ilmuwan mengambil teka-teki DNA mitokondria yang sudah jadi dan mencari kecocokan di database daring yang memiliki urutan genetik hampir setiap burung yang hidup saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burung zaman es tersebut adalah burung bertanduk betina (Eremophila alpestris).

Kabar terbaru, para peneliti di Center for Palaeo Genetics, sebuah pusat penelitian baru di Stockholm University dan Swedish Museum of Natural History telah mempelajari burung tersebut dan hasilnya sekarang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Communications Biology.

Para ilmuwan telah menemukan Deoxyribo Nucleic Acid atau DNA dari burung bertanduk yang terpelihara dengan baik yang ditemukan di permafrost Siberia. Hasilnya dapat berkontribusi untuk menjelaskan evolusi sub spesies, serta bagaimana stepa mamut berubah menjadi bioma tundra, hutan, dan stepa pada akhir Zaman Es terakhir.

"Kami tidak hanya dapat mengidentifikasi burung itu sebagai burung bertanduk. Analisis genetik juga menunjukkan bahwa burung itu termasuk dalam populasi yang merupakan nenek moyang bersama dari dua sub spesies burung bertanduk yang hidup hari ini, satu di Siberia, dan satu di padang rumput, Mongolia. Ini membantu kami memahami bagaimana keragaman sub spesies berevolusi," kata Nicolas Dussex, peneliti di Departemen Zoologi di Stockholm University.

Menurut peneliti, hasilnya memiliki signifikansi pada tingkat yang lain juga. Selama Zaman Es terakhir, padang rumput raksasa tersebar di Eropa utara dan Asia. Salah satunya adalah stepa, yang merupakan rumah bagi spesies yang sekarang sudah punah seperti mamut berbulu dan badak berbulu.

Menurut salah satu teori, ekosistem ini merupakan mosaik habitat seperti stepa, tundra dan hutan konifer. Pada akhir Zaman Es terakhir, stepa raksasa dibagi menjadi biotop yang kita kenal sekarang seperti tundra di utara, taiga di tengah, dan stepa di selatan.


"Hasil kami mendukung teori ini karena diversifikasi burung bertanduk ke dalam sub-spesies ini tampaknya terjadi pada saat yang sama ketika stepa mamut menghilang," kata Love Dalén, Profesor di Swedish Museum of Natural History dan pemimpin penelitian di Pusat Paleogenetika.

Dalam jangka yang sedikit lebih lama, ambisi para peneliti adalah untuk memetakan genom lengkap dari burung berusia 46.000 tahun dan membandingkannya dengan genom dari semua sub spesies burung bertanduk.

"Fasilitas laboratorium baru dan lingkungan intelektual di Center for Palaeogenetics pasti akan membantu dalam analisis ini," kata Love Dalén.

Para peneliti di Center for Palaeogenetics memiliki akses ke banyak sampel dari temuan serupa dari situs yang sama di Siberia, termasuk anak anjing berusia 18.000 tahun bernama 'Dogor', yang sedang dipelajari untuk menentukan apakah itu serigala atau anjing. Temuan lain termasuk anak singa gua berusia 50.000 tahun 'Spartak' dan mammoth brillian yang diawetkan sebagian.

Thursday, January 20, 2022

Berkat Sebuah Tengkorak, Masa Terakhir Unicorn Siberia Hidup di Bumi Terungkap



Selama beberapa dekade terakhir, para ilmuwan memperkirakan bahwa unicorn Siberia terakhir telah mati sekitar 350.000 tahun lalu. Akan tetapi, fosil tengkorak yang ditemukan di Kazakhstan baru-baru ini membalik asumsi tersebut. Ternyata, makhluk luar biasa itu masih ada hingga sekitar  29.000 tahun yang lalu.

Jangan membayangkan makhluk itu seperti unicorn yang ada di dalam dongeng, Unicorn Siberia, atau Elasmotherium sibiricum merupakan spesies mamalia yang terlihat lebih mirip badak daripada kuda, dengan tanduk tunggal di kepalanya.

Menurut deskripsi awal, unicorn Siberia memiliki tinggi 2 meter, dengan panjang tubuh 4,5 meter dan berat sekitar 4 ton. Ukurannya lebih mendekati mamut daripada ukuran kuda. Meskipun perawakannya sangat mengesankan, unicorn mungkin adalah hewan pemakan tumbuhan.

Tengkorak yang baru ditemukan di wilayah Pavlodar, Kazakhstan itu terawat dengan sangat baik. Dengan menggunakan teknik penanggalan radiokarbon, ilmuwan menyimpulkan bahwa fosil tersebut  berasal dari sekitar 29.000 tahun lalu. Berdasarkan ukuran dan kondisi tengkorak, nampaknya tengkorak itu milik seekor unicorn jantan yang sangat tua. Tapi sebab-sebab kematiannya belum diketahui. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam American Journal of Applied Science.

Peneliti masih bertanya-tanya, bagaimana unicorn ini bisa bertahan jauh lebih lama dari unicorn lain yang telah mati ratusan ribu tahun sebelumnya.

“Kemungkinan besar, daerah selatan Siberia Barat merupakan refugium, sehingga hewan ini bertahan lebih lama dibanding unicorn di tempat lain,” ujar salah satu anggota tim, Andrey Shpanski.

“Ada kemungkinan lain, hewan itu bermigrasi dan tinggal untuk sementara di daerah yang lebih ke selatan.”

Tim berharap penemuan ini akan membantu mereka untuk memahami lebih baik bagaimana faktor-faktor lingkungan memainkan peran penting dalam kepunahan makhluk hidup.

Mengetahui bagaimana spesies bertahan begitu lama dan potensi yang pada akhirnya membuat mereka  punah, memungkinkan kita membuat pilihan yang lebih tepat tentang masa depan spesies kita sendiri.=

Friday, January 14, 2022

Legenda Buru

 Buru adalah reptil air yang dikatakan tinggal di lembah Ziro, sebuah kota kecil di negara bagian Arunachal Pradesh, India.


Menurut para tetua Apatani, ketika nenek moyang mereka bermigrasi ke lembah Ziro, daerah rawa di lembah itu dihuni oleh Buru.

Ilustrasi Buru

Penduduk Apatani memutuskan untuk menetap di lembah karena kesuburan dan iklim yang baik. Namun, sesekali mereka harus berhadapan dengan Buru.

Karena hal itulah mereka memutuskan untuk mengeringkan air di rawa sebagai tindakan mengurangi populasi Buru.

Sebagian besar Buru harus mati karena pengeringan tersebut, dan sebagian yang lain diduga pergi ke bawah tanah untuk mencari mata air lainnya.

Buru terakhir dilaporkan oleh seorang wanita muda yang melihatnya pada suatu malam di musim semi, saat dia sedang menggambar air.

Wanita yang terkejut itu kemudian memberitahu ayahnya tentang kejadian tersebut.

Keesokan harinya seluruh desa membantu mengisi mata air tersebut dengan batu dan tanah liat.

Pada tahun 1947, profesor Christoph von Fürer-Haimendorf adalah orang barat pertama yang diberitahu tentang Buru, dan pada saat itu pula makhluk yang berdiam di lembah itu dilaporkan telah punah.

Christopher von Furer-Haimendorf

Selama kunjungannya ke sebuah lembah di Himalaya yang diduduki oleh orang-orang yang dikenal sebagai penduduk Apatis, dia mendengar orang-orang pribumi ini menceritakan kisah tentang makhluk mirip kadal yang dulu tinggal di rawa-rawa di dasar lembah.

Kemudian, seorang pria bernama Charles Stonor mengunjungi lembah tersebut dan mendengar juga kisah makhluk itu dari penduduk lokal.

Penduduk lokal mengatakan kepadanya bahwa leluhur mereka telah berhasil menaklukkan Buru di dasar sebuah danau atau kolam, dengan melempari makhluk itu menggunakan batu hingga mati.

Pada saat Charles Stonor tiba, makhluk itu dikabarkan telah lama punah (kapan kepunahannya tidak diketahui).

Penampilan Buru terlihat seperi komodo, kecuali bahwa makhluk itu berwarna biru tua dengan bintik putih dan perut berwarna putih.

Buru memiliki tiga garis berduri di bagian belakang, berubah menjadi deretan ruas longgar yang membentang di bagian atas ekornya.

Buru dapat juga diklasifikasikan sebagai monster danau karena mereka menyukai habitat berair, terutama daerah rawa, danau, dan kolam air.

Panjangnya mungkin 20 kaki (6 meter), dan dilaporkan hidup di perairan terpencil di lembah pegunungan Himalaya di timur laut India.


Ahli cryptozoologist, Bernard Heuvelmans, menganggap Buru sebagai kadal monitor, karena karakteristiknya sama dengan kadal monitor.

Karakteristik tersebut seperti leher memanjang dan lidah bercabang.


Ahli cryptozoologist, Karl Shuker memiliki pendapat yang berbeda.

Dia percaya bahwa Buru adalah lungfish yang berukuran sangat besar.

Teori ini menjelaskan mengapa Buru dapat tetap bertahan hidup ketika bersembunyi di dasar danau selama periode musim kemarau dalam jangka waktu tertentu.


Secara tradisional, ada sebuah spekulasi yang menyatakan bahwa Buru adalah anggota tak dikenal dari ordo crocodilia (ordo reptil berukuran besar yang dikenal sebagai buaya).

Penduduk Apatanis juga menjuluki buaya atau aligator dengan sebutan "Buru".

Terdapat populasi buaya dalam jumlah besar yang hidup di gua-gua Afrika Utara yang cukup jauh dari perairan terbuka.

Bernard Heuvelmans dan Roy Mackal menganggap Buru sebagai kadal monitor yang mirip komodo besar, dan fosil makhluk seperti itu bisa ditemukan di anak benua India.

Heuvelmans mencatat laporan makhluk serupa dari India Barat bernama "jhoors" yang tampak berubah menjadi naga tradisional Iran (Azi Dahaka), yang merupakan adaptasi gaya lokal dari naga Cina.

Dalam daftar binatang tidak diketahui, Heuvelmans mencatat laporan makhluk serupa Buru yang datang dari Burma, dan hal itu mungkin berhubungan dengan laporan monster mirip kadal di Sungai Meikong.

George Eberhart juga mencatat sebuah rumor tentang makhluk serupa bernama "afa" di rawa Tigris di Irak.

Ketika ahli cryptozoogist memperhatikan laporan penampakan ini, mereka biasanya berpikir bahwa mereka sedang berurusan dengan kadal monitor yang sangat besar, meskipun terkadang mereka menganggap makhluk itu benar-benar seekor dinosaurus yang masih hidup.

Beberapa ahli cryptozoologist percaya bahwa beberapa Buru masih hidup, sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa Buru mungkin telah punah, walaupun tanggal kepunahannya tidak diketahui.

(Sumber : Wikipedia)

Tuesday, January 11, 2022

Legenda Devil Bird

 Devil Bird, atau dikenal juga sebagai Ulama, adalah cryptid dari Sri Lanka yang dikatakan mengeluarkan jeritan mengerikan yang berasal dari dalam hutan di malam hari.


Dalam cerita rakyat Sri Lanka, dipercaya bahwa suara jeritan burung ini adalah pertanda yang dapat meramalkan kematian.

"Devil Bird atau Ulama atau Ulalena. Identitas asli mengenai burung ini adalah salah satu misteri hutan Ceylon. Tangisan menakutkannya telah dikaitkan dengan berbagai burung. Kandidat yang paling mungkin tersebut adalah forest eagle-owl (Bubo nipalensis), the hawk-eagles dan the crested honey-buzzard (Pernis ptilorhynchus ruficollis)."
Identitas aslinya masih menjadi perdebatan, meski penemuan pada tahun 2001 menyatakan bahwa spot-bellied eagle-owl cocok dengan Devil Bird.

Spot-bellied eagle-owl

Spesimen spot-bellied eagle-owl ditemukan pada tahun 2001 oleh penduduk desa setempat.

Sebagai burung yang tidak pernah terlihat, dan dikatakan dapat menangis (menjerit), walaupun hanya dijelaskan dalam istilah yang tidak jelas, catatan Ulama mungkin merujuk ke Caprimulgus indicus kelaarti, burung spesies nightjar yang terkenal mengeluarkan semacam teriakan atau jeritan.

Caprimulgus indicus kelaarti

Dalam bukunya yang berjudul The Far off Things, Dr. R.L. Spittel, telah melakukan investigasi sistematis untuk mengidentifikasi jenis burung ini.

Menurutnya, langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi burung itu adalah : Suara tangisan itu harus bisa dikenali dan diartikan dengan jelas, dan tidak dibingungkan dengan suara aneh lainnya yang berada di hutan.

Burung itu seharusnya bisa ditembak ketika benar-benar sedang membuat suara tangisan, atau dari pohon tempat tangisan itu berasal. 


Setelah mati, burung itu seharusnya bisa diidentifikasi oleh seorang ahli burung (ornitologis).

Tetapi, akan lebih baik jika burung itu diabadikan dalam bentuk foto menggunakan kamera, daripada langsung menembaknya dengan menggunakan senjata.

Dugaan lain mengenai identitas asli Devil Bird adalah changeable hawk-eagle (nisaetus cirrhatus ceylanensis) dan oriental honey buzzard (Pernis ptilorhynchus).

Changeable hawk-eagle

Penduduk setempat yang benar-benar telah mendengar tangisan asli Ulama, dan telah melihat burung itu beraksi, yakin bahwa itu adalah changeable hawk-eagle.

Oriental honey buzzard

Masalah dengan spot-bellied eagle-owl sebagai identitas asli Ulama adalah dalam banyak legenda yang melibatkan burung, kisah asli dari Devil Bird sendiri adalah seseorang (dalam keadaan) menderita yang melarikan diri menuju hutan, mencengkeram kepala mereka dengan hanya satu tangan, menunjukkan bahwa seolah-olah burung (atau orang) itu memiliki kepala dengan dua jumbai telinga yang berlawanan.

Karena spot-bellied eagle-owl memiiliki jumbai telinga yang sangat menonjol, burung itu mungkin bukan Devil Bird.


Bagaimanapun, semua legenda itu mungkin berasal dari seseorang, dan seiring berjalannya waktu, detail mengenai burung itu menjadi salah dan keliru, sehingga identitas asli Devil Bird masih menjadi perdebatan, meski beberapa orang telah mengidentifikasikannya sebagai spesies baru dari spot-bellied eagle owl di Sri Lanka.

(Sumber : Wikipedia)

Monday, January 10, 2022

Legenda Ular raksasa Pemakan Manusia Borneo

Entah postingan ini bakal berhubungan dengan Genali (sesuai request Fadilah Amrih, karena informasi mengenai Genali tidak begitu banyak), postingan kali ini akan membahas tentang Ular raksasa pemakan manusia di Borneo.

Berikut kisahnya :

Beberapa abad yang lalu, sekelompok penduduk asli Kalimantan meninggalkan desa mereka dan pergi jauh ke dalam hutan, mencari rumah yang jauh dari penjajah Belanda yang mulai menyebar di pulau mereka. Akhirnya, mereka menemukan tempat yang bagus di hutan hujan dataran rendah dekat pegunungan di tengah Borneo.

Mereka membangun rumah, bercocok tanam, dan menangkap ikan dari Sungai Burak. Semuanya baik-baik saja. Lalu anak-anak mulai menghilang.

Satu per satu, anak-anak menghilang, meninggalkan orang kebingungan dan panik. Ini terjadi selama delapan hari berturut-turut.

Apakah itu ulah hantu hutan, nomaden hutan, atau karnivora besar seperti macan dahan ?

Untuk mengetahuinya, penduduk desa memasang perangkap dan memberi umpan berupa anak yang lain, mengorbankan satu nyawa lagi untuk menghentikan pembantaian.

Lalu, makhluk yang akhirnya muncul dari sungai itu berukuran besar, tanpa kaki dan ditutupi sisik. Itu adalah seekor ular, tetapi begitu besar sehingga mereka menyebutnya naga.

Dari tempat persembunyian, orang-orang menyaksikan naga membawa anak itu ke sarang di sebuah pulau di sungai. Kemudian orang-orang membuat kapak, tombak dan sekop dari pohon-pohon kayu yang kuat di hutan, dan menggali terowongan tepat ke sarang naga.

Saat penduduk desa menyerbu, mereka menemukan dua naga dewasa besar berwarna coklat, masing-masing sebesar barel minyak. Bersama kedua naga itu ada naga yang lebih kecil, selebar pohon kelapa, berwarna-warni dan memiliki perut berwarna kuning.

Sebagai balasan atas pembunuhan, orang-orang memotong dua naga besar menjadi dua bagian, tetapi mereka membiarkan naga yang masih muda, percaya (naga) itu tidak bersalah. Mereka juga membuat perjanjian yang masih terikat hingga hari ini : "Baik manusia maupun naga, tidak akan membahayakan yang lain, pada rasa sakit kematian."

Kemudian, orang-orang kembali ke desa-desa yang tidak terlalu terpencil, tetapi mereka mengatakan naga masih ada.

Kepada BBC, yang bekerja di Borneo, Pak Rusni (tetua dari desa Dayang Tumbang Tujang) menceritakan kisah leluhurnya dan menggambarkan sarang naga, terowongan dan pemukiman tepi sungai.

Pak Rusni mengatakan jika melakukan perjalanan ke hulu untuk satu setengah hari, dari dekat perbatasan utara Kalimantan, di sepanjang sungai Burak, pengunjung akan menemukan sisa-sisa desa yang dikepung oleh naga.


Beberapa dugaan ular yang terlibat :

*) Red-headed krait

Ular dengan tubuh hitam mengkilap yang dihiasi oleh kepala dan ekor berwarna merah cerah ini memang mematikan. Racun krait menonaktifkan sistem sara mangsa mereka, memblokir penyampaian pesan dari saraf ke otot, sehingga mangsa tidak mungkin bernapas atau bergerak.

"Itu adalah salah satu ular paling indah, tetapi kamu tidak ingin berada di dalam air dengan krait."


Namun, krait tidak sesuai dengan gambaran naga. Ular ini bisa memiliki panjang dua meter, tetapi kurus sedangkan naga itu gemuk. Kraits juga lamban di siang hari.

*) King kobra

Ular berbisa terpanjang yang masih hidup ini dapat mengangkat sepertiga pertama tubuh mereka dari tanah dan bisa mencapai panjang 5 meter.


Tetapi, ular kobra ini mungkin juga bukan naga, karena meskipun berbahaya, mereka jarang menggigit.

"Mereka sama sekali tidak agresif dibandingkan dengan beberapa ular. Mereka memiliki begitu banyak racun di dalam, tetapi sangat enggan menggigit manusia."

*) Pit Viper

Ular ini adalah predator penyergap yang mengintai di pohon atau semak-semak, menunggu mangsa berjalan cukup dekat untuk disergap.

"Mereka sangat lamban, tetapi serangannya sangat cepat."

Saat tim BBC melewati hutan Borneo, ular inilah yang harus diwaspadai. Beberapa hari setelah mereka tiba, mereka menemukan Sumatran pit viper yang menggantung di pohon dekat perkemahan mereka.


Namun, ular ini juga tidak cocok dengan naga dalam cerita ini.

"Reputasi mereka berbeda dari naga yang disebutkan dalam cerita Dayak. Arboreal pit piver di Borneo lebih merupakan predator yang diam dan menunggu. Mereka menunggu mangsa mendatangi mereka, bukan mengejar mereka."

*) Python reticulated

Dugaan terbaik mungkin jatuh ke sanca batik. Ini adalah ular terpanjang di dunia yang mampu mencapai panjang lebih dari 10 meter. Ular piton tidak harus berukuran sepanjang bus untuk memakan sesuatu seukuran manusia.

Ular piton Afrika diketahui sering memakan babi atau rusa, dan serangan terhadap manusia memang terjadi.

Sebuah studi tahun 2011 melaporkan bahwa seperempat penduduk desa di sebuah pulau di Filipina menggambarkan bahwa mereka diserang oleh ular raksasa ini.


Namun, ada masalah jika ular piton ini adalah naga Borneo. Ular ini adalah predaor penyergap yang sebagian besar diam, baik untuk mencerna makanan atau menunggu mangsa yang bergerak cukup dekat untuk dililit dan ditelan.

Masalah lainnya adalah naga yang menelan satu anak per hari, itu jelas bukan cara makan ular piton. Perkiraan terbaik menunjukkan bahwa ular piton liar makan setiap bulan atau setiap enam minggu. Ular ini tidak makan setiap hari.

Ular dapat memakan mangsa yang berukuran 1,5 kali lebih besar dari ukurannya dengan meningkatkan sistem pencernaan mereka. Ketika menangkap makanan, jantung, pankreas, dan orang lainnya membesar, terkadang berlipat ganda untuk mendukung sistem pencernaannya.

Setelah itu, ular akan diam, menurunkan tingkat metabolisme, dan menonaktifkan sistem perncernaan mereka dan itu bisa menunggu lama sampai makanan berikutnya, terkadang membutuhkan waktu lebih dari setahun.

Ada kemungkinan bahwa naga dalam cerita ini didasarkan pada gabungan beberapa ular : keterampilaln berburu ular kobra raja, racun mematikan krait, dan ukuran besar dari ular piton.

Namun demikian, Houlihan, yang telah berbicara dengan penduduk Tujang tentang kisah itu, mengatakan :

"Ular piton besar yang cukup besar untuk membuat orang menghilang tanpa jejak."

"Ketika hutan banjir, selama musim hujan, ular sanca raksasa bisa ada di mana saja. Itu sudah cukup untuk menanamkan rasa takut bahkan pada para tetua yang paling berani dan paling berpengalaman."

Saat ini, wilayah di mana naga itu muncul disebut Teluk Naga. Suri, warga Tujang yang menangkap ikan di dekat wilayah itu mengatakan : "Sisa-sisa desa termasuk alat-alat kayu besi yang digunakan untuk membunuh naga, masih ada di sana. Tapi pulau tempat naga itu terbelah dua oleh sungai ketika terowongan penduduk desa kebanjiran."

Pak Rusni dan yang lainnya mengatakan bahwa mereka masih melihat naga di dekat air. Naga itu hitam, berkilau, dan sebesar drum minyak. Tapi tidak pernah tinggal lama. Mereka dapat muncul dan menghilang sesuka hati, dan telah mengubah tubuh fisik mereka menjadi makhluk mistis.

Saat ditanya apakah naga membuat mereka takut, mereka menjawab, "tentu saja saya takut pada mereka. Tapi mereka tidak mengganggu kita dan kita tidak pernah mencoba mengganggunya."

Hutan hujan Borneo diketahu berusia 140 juta tahun, salah satu yang tertua di dunia dan selama Jembatan Tanah Zaman Es terakhir, Kalimantan serta pulau-pulau Indonesia lainnya terhubung dengan daratan Asia.

Berbagai spesies bermigrasi dari daratan tersebut ke pulau-pulau untuk berkembang, dan ketika Zaman Es berakhir, jembatan daratan menjadi banjir, membuat makhluk-makhluk di Kalimantan bisa bebas berevolusi dalam isolasi yang relatif.

Sara Ruane dari Museum Sejarah Alam Amerika di New York mengatakan : "Sepertinya setiap keluarga ular entah bagaimana berhasil mencapai Kalimantan. Dan tidak diragukan lagi ada spesies yang belum ditemukan."

BBC diberitahu bahwa penduduk setempat terkadang menyebut tempat di mana mereka bekerja sebagai "Land of the Man-Eating Snakes", itu mungkin merujuk pada cerita Rusni tentang ular raksasa pemakan manusia Borneo.

(Sumber : What were the legendary man-eating snakes of Borneo)

Saturday, January 8, 2022

Ini Dia! Temuan Teori Einstein yang Belum Pernah Dipublikasikan


Ilmuwan mengungkap “manuskrip Albert Einstein” yang tidak pernah disadari keberadaannya. Manuskrip itu mengungkap teori Einstein yang yang tak pernah dipublikasikan sebelumnya!

Manuskrip yang ditulis pada tahun 1931 itu mengungkap gagasan Einstein tentang awal mula alam semesta. Einstein berpandangan bahwa alam semesta tak serta-merta tercipta lewat satu peristiwa Dentuman Besar atau “Big-Bang”.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/Einstein_1921_portrait2.jpg/384px-Einstein_1921_portrait2.jpg

Albert Einstein pada tahun 1921

Gagasan Einstein itu sama dengan gagasan astronom Inggris, Fred Hoyle, yang kini tumbang.

Fred Hoyle, lahir pada tanggal 24 Juni 1915 – meninggal 20 Agustus 2001 pada umur 86 tahun, adalah seorang astronom Inggris terkenal, terutama untuk kontribusinya pada teori nukleosintesis bintang dan pendapat kontroversialnya mengenai hal-hal kosmologi dan ilmiah lainnya secara khusus terutama penolakannya terhadap teori “Big Bang”, sebuah istilah yang awalnya diciptakannya sebagai gurauan, yang mungkin sedikit meremehkan, atas suatu teori yang merupakan saingan utama dari teori miliknya sendiri.

Selain pekerjaannya sebagai seorang astronom, Hoyle adalah seorang penulis fiksi ilmiah, termasuk sejumlah buku yang ditulisnya bersama putranya Geoffrey Hoyle.

Hoyle menghabiskan sebagian besar hidup bekerja di Institut Astronomi di Universitas Cambridge, dan menjabat sebagai direkturnya selama beberapa tahun. Ia meninggal di Bournemouth, Inggris, setelah mengalami serangkaian stroke.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/f/ff/Fred_Hoyle.jpg

Sir Fred Hoyle

Pada akhir tahun 40-an, Hoyle mengungkapkan bahwa semesta tidak tercipta lewat satu peristiwa Dentuman Besar.

Menurut Hoyle, semesta berkembang. Semesta berada dalam keadaan steady state, memiliki kemampatan yang sama meskipun terus mengambang.

Hal itu mungkin terjadi karena materi atau partikel baru terus-menerus tercipta. Hoyle mengutarakan, partikel-partikel kemudian akan bergabung membentuk bintang, galaksi, dan lainnya sehingga menyisakan ruang.

Hal tersebut terjadi pada kecepatan yang pas sehingga bisa mengambil ruang yang ada seiring alam semesta mengembang.

Fakta bahwa Einstein memiliki gagasan yang sama, kata Cormac O’Raifeartaigh, fisikawan dari Waterford Institute of Technology di Irlandia yang menemukan manuskrip itu, menunjukkan bahwa gagasan semesta yang steady state telah muncul sejak sebelum Hoyle.

biggest water in the universe found in quasar

Tak seperti saat ini, teori Dentuman Besar pada masa lalu masih diperdebatkan. Teori Dentuman Besar sendiri mulai berkembang dari hasil observasi Edwin Hubble yang menemukan bahwa galaksi terus bergerak menjauh yang bisa jadi indikasi bahwa semesta dulu lebih mampat.

Manuskrip Einstein itu sebenarnya telah tersimpan lama di Albert Einstein Archives di Yerusalem dan bisa diakses secara bebas di situs web organisasi itu. Namun, manuskrip itu awalnya dikira bagian dari manuskrip lain.

Albert Einstein

Albert Einstein

O’Raifeartaigh yang menemukan manuskrip itu mengaku sangat kaget. Dikutip dari Nature, Senin (24/2/2014), ia mengaku bahwa ia “hampir jatuh dari kursi ketika menyadari isi manuskrip tersebut”.

O’Raifeartaigh dan rekannya kemudian mengirim temuannya sekaligus terjemahannya dalam bahasa Inggris (dari naskah asli yang semula berbahasa Jerman) ke server publikasi ilmiah arXiv.

Saat ini, naskah temuan sudah masuk ke jurnal European Physical Journal.

Kosmolog James Peebles dari Princeton University di New Jersey mengungkapkan, manuskrip itu mungkin “naskah kasar yang dimulai dari kegembiraan karena memiliki ide lalu segera ditinggalkan karena penulisnya akhirnya menyadari bahwa ia telah membodohi dirinya sendiri.”

Cluster_of_Galaxies_in_the_Distant_Cosmos

Tampak ribuan galaksi di alam semesta yang terus mengembang..

Namun, fakta bahwa Einstein masih berkutat dengan idenya membuktikan bahwa ia saat itu masih resistan dengan gagasan tentang ‘Dentuman Besar’.

Einstein menganggap, teori itu “keji”, walaupun ilmuwan lain menunjukkan bahwa itu konsekuensi umum dari teori releativitas umum yang dikembangkannya sendiri.

Helge Kragh, sejarawan ilmu pengetahuan dari Aarhus University, mengatakan, “Apa yang yang ditunjukkan oleh manuskrip itu adalah, walaupun pada akhirnya menerima Dentuman Besar, Einstein tak begitu senang dengan fakta bahwa semesta berubah.” (Nature/ arXiv/ Yunanto Wiji Utomo, Kompas.com)

galaksi galaxies

Tampak ribuan galaksi di alam semesta yang terus mengembang..